AISTY DERAJAT - Berbagi Itu Indah
Aisty Derajat adalah blog pribadi berisi pengetahuan untuk semua | Sharing is Beautifull...

Senin, 14 September 2015

GIZI PEKERJA BERDASARKAN UMK KOTA SURABAYA

Filled under:

TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 1
GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT GIZI PEKERJA BERDASARKAN UMK “KOTA SURABAYA” T U G A S NAMA KELOMPOK : 1.AISTIKHOROTUL M 2.DHINI ISMA 3.IRA FARIDASARI UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. karena limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah gizi dalam kesehatan masyarakat yang berjudul ”Gizi pekerja berdasarkan UMK Kota Surabaya” Tugas makalah ini Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah gizi dalam kesehatan masyarakat.
Dalam membuat tugas makalah ini penulis mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. Prof. Dr. Herman Sudirman, SKM selaku Dosen Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan Masyarakat Progam Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan Untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan laporan pada masa yang akan datang.
Surabaya, 09 Januari 2015
Penulis
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 3
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR UPAH MINIMUM ......................................................... 3
A. Pengertian ............................................................................................... 3
B. Jenis Upah Minimum .............................................................................. 3
C. Dasar Penetapan Upah Minimum ........................................................... 3
D. Wewenang Penetapan Upah Minimum .................................................. 4
E. Upah Minimum Provinsi (UMP) ............................................................ 4
F. Sanksi Bagi Pelanggar ............................................................................ 5
G. Standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) ................................................ 5
H. Pedoman Survey Harga Penetapan Nilai KHL ....................................... 6
I. Mekanisme Proses Penetapan UMP Berdasarkan KHL ......................... 21
2.2 KONSEP DASAR GIZI PEKERJA .............................................................. 23
A. Pengertian ............................................................................................... 23
B. Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi Tenaga Kerja ..................... 23
C. Faktor-Faktor Penentu Kebutuhan Gizi .................................................. 24
D. Pemenuhan Kecukupan Gizi bagi Pekerja .............................................. 24
E. Kecukupan Gizi Menurut Kondisi Khusus Pekerja ................................ 25
F. Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja ........................................... 27
BAB III STUDY LAPANGAN UMP 2015 DI WILAYAH SURABAYA
3.1 UMP 2015 Di Wilayah Surabaya .................................................................. 29
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 5
3.2 Komponen Khl Untuk Pekerja Lajang Dalam Sebulan Dengan 3000 Kkalori
Per Hari Di Wilayah Kota Surabaya ........................................................... 30
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 35
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 36
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
Secara umum, kebutuhan gizi bagi tenaga kerja lebih besar dibandingkan bukan tenaga kerja. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tenaga kerja sangat tergantung dari jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan suatu jenis pekerjaan. Jumlah ini tergantung dari jumlah otot - otot yang ikut bekerja dan lamanya otot-otot tersebut harus bekerja (Wirakusumah, 1999).
Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula presentase dari penghasilan tersebut dipergunakan untuk membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis pangan lainnya. Jadi penghasilan merupakan faktor penting bagi kuantitas dan kualitas gizi tenaga kerja.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 7
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian UMK?
1.2.2 Bagaimana cara penetapan UMK berdasarkan KHL?
1.2.3 Apa pengertian Gizi pekerja?
1.2.4 Bagaimana kesesuaian UMK Kota Surabaya dengan Kebutuhan gizi seorang pekerja
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara kenaikan upah minimum (UMK) di Kota Surabaya dengan komponen pemenuhan gizi seorang pekerja berdasarkan kriteria kebutuhan hidup layak (KHL).
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian dari upah minimum dan cara penetapan upah minimum
2) Mengetahui pedoman survei harga penetapan nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
3) Mengidentifikasi kesesuaian UMK dengan Komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Wilayah Kota Surabaya
4) Menganalisis kesesuaian pemenuhan gizi pekerja dengan komponen makanan dan minuman Kebutuhan Hidup Layak yang disesuaikan dengan UMK Kota Surabaya.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR UPAH MINIMUM
A. PENGERTIAN
Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman
B. Jenis Upah Minimum
1. Upah minimum provinsi (UMP) yaitu upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
2. Upah minimum kabupaten/kota (UMK)yaitu upah minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.
3. Upah minimum sektoral provinsi (UMSP) yaitu upah minimum yang berlaku secara sektoral di satu provinsi.
4. Upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.
C. Dasar penetapan upah minimum
Penetapan Upah Minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Komponen Kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan Upah Minimum, dimana dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja dalam memenuhi kebutuhan mendasar yang meliputi kebutuhan akan pangan 2100kkal perhari, perumahan, pakaian, pendidikan dan sebagainya
Awalnya penghitungan upah minimum dihitung didasarkan pada Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), Kemudian terjadi perubahan penghitungan didasarkan pada Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Perubahan itu disebabkan tidak sesuainya lagi penetapan upah berdasarkan kebutuhan fisik minimum, sehingga timbul perubahan yang disebut dengan KHM. Tapi, penetapan upah minumum berdasarkan KHM mendapat koreksi cukup besar dari pekerja yang beranggapan, terjadi implikasi pada rendahnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat terutama
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 9
pada pekerja tingkat level bawah. Dengan beberapa pendekatan dan penjelasan langsung terhadap pekerja, penetapan upah minimum berdasarkan KHM dapat berjalan dan diterima pihak pekerja dan pengusaha.
Perkembangan teknologi dan sosial ekonomi yang cukup pesat menimbulkan pemikiran, kebutuhan hidup pekerja bedasarkan kondisi "minimum" perlu diubah menjadi kebutuhan hidup layak. Kebutuhan hidup layak dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas nasional. Dari gambaran itu, timbul permasalahan, sampai saat ini belum ada kriteria atau parameter yang digunakan sebagai penetapan kebutuhan hidup layak itu. Penelitian ini menyusun perangkat komponen kebutuhan hidup layak berikut jenis-jenis kebutuhan untuk setiap komponen.
Sumber data yang diperoleh dari responden di lapangan menunjukkan, dari komponen dan jenis kebutuhan hidup minimum yang diajukan kepada responden terdapat lima jenis komponen, yaitu:
 makanan dan minuman
 perumahan dan fasilitas
 sandang
 kesehatan dan estetika
 aneka kebutuhan
Dengan dasar yang terdapat dalam komponen KHM sebagi awal tujuan kebutuhan hidup layak, ternyata sebagian besar responden menyetujui jenis dan komponen yang terdapat dalam KHM. Hanya saja, perlu mendapat perubahan: kualitas dari barang yang diajukan dan kuantitas jumlah barang yang dibutuhkan perlu ditambah. Begitu juga pekerja, harus dapat menyisihkan hasil yang diterima paling tidak sebesar 20 persen sebagai tabungan
D. Wewenang Penetapan Upah Minimum
UMP ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur secara serentak setiap tanggal 1 November. Selain UMP, gubernur dapat menetapkan UMK atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/walikota. UMK ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur selambat-lambatnya tanggal 21 November setelah penetapan UMP dengan jumlah yang lebih besar dari UMP.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 10
Upah Minimum yang telah ditetapkan, berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya dan ditinjau kembali setiap tahun.
E. Upah Minimum Provinsi (UMP)
Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Dahulu Upah Minimum Provinsi dikenal dengan istilah Upah Minimum Regional Tingkat I. Dasar hukum penetapan UMP adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum. UMP ditetapkan oleh gubernur dengan memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi.
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam provinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).
F. Sanksi Bagi Pelanggar
Sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan , pegusaha yang tidak membayarkan upah sesuai ketentuan UMP dianggap sebagai pelaku kejahatan dengan ancaman sanksi penjara dari satu hingga empat tahun dan denda minimal Rp100 juta dan maksimal Rp400 juta.UMP yang ditetapkan merupakan gaji pokok bagi pekerja yang masih belum menikah dan punya masa kerja 0-12 bulan. Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 11
G. Standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Sebelumnya menetapkan Upah Minimum Propinsi, Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi akan melakukan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Tetapi apa yang dimaksud survey KHL, komponen kebutuhan hidup apa yang disurvey dan mekanisme standarisasi KHL hingga menjadi penetapan Upah Minimum.
KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menetapkan Peraturan Menakertrans (Permenakertrans) No 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak sebagai jalan terbaik yang paling adil. Permenakertrans yang baru merupakan revisi Permenakertrans No.17/PER/VIII/2005. Revisi ini telah ditetapkan secara objektif dengan pertimbangan matang dari berbagai aspek, termasuk dari usulan dan kajian yang berasal dari berbagai pihak.
Dalam penyempurnaan Permenakertrans 2012 jumlah jenis kebutuhan yang semula 46 jenis komponen kebutuhan hidup layak (KHL) berubah menjadi 60 jenis komponen. Selain itu, terdapat 8 jenis penyesuaian/penambahan jenis kualitas dan kuantitas KHL, serta 1 perubahan jenis kebutuhan. Penambahan ini, lanjutnya, digunakan sebagai bahan keputusan dalam pelaksanaan proses survei harga KHL yang digunakan dalam rangka penetapan upah minimum Tahun 2013.
Standar KHL terdiri dari :
1. Makanan & Minuman (11 item)
2. Sandang (9 item)
3. Perumahan (19 item)
4. Pendidikan (1 item)
5. Kesehatan (3 item)
6. Transportasi (1 item)
7. Rekreasi dan Tabungan (2 item)
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 12
H. PEDOMAN SURVEI HARGA PENETAPAN NILAI KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL)
I. Pembentukan Tim Survei KHL oleh Ketua Dewan atau Bupati/Walikota
A. Pada daerah yang telah terbentuk Dewan Pengupahan Provinsi atau Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota, maka anggota tim berasal dari anggota Dewan Pengupahan dan dengan mengikutsertakan BPS setempat.
B. Jumlah Tim Survei yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota masing-masing Tim Survei di daerah yang telah terbentuk Dewan Pengupahan sebanyak 5 (lima) orang, yang terdiri dari 4 (empat) orang anggota Dewan Pengupahan yang keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah, Organisasi Pengusaha, Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Perguruan Tinggi dan Pakar, dan 1 (satu) orang dari BPS setempat.
C. Pada daerah yang belum terbentuk Dewan Pengupahan, maka Tim survey yang keanggotaannya secara tripartit dibentuk oleh Bupati/Walikota.
D. Jumlah Tim Survei yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota masing-masing Tim Survei di daerah yang belum terbentuk Dewan Pengupahan sebanyak 4 (empat) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang unsur pengusaha, 1 (satu) orang unsur pekerja/buruh, 1 (satu) orang unsur Pemerintah, dan 1 (satu) orang dari BPS setempat.
II. Pelaksanaan Survei
A. Kuisioner
Survei menggunakan kuisioner yang memuat hal-hal yang perlu ditanyakan
kepada responden untuk memperoleh informasi harga barang/jasa sesuai
dengan jenis-jenis kebutuhan dalam komponen KHL.
B. Pemilihan Tempat Survei
1. Survei harga dilakukan di pasar tradisional yang menjual barang secara eceran, bukan pasar induk dan bukan pasar swalayan atau sejenisnya.
Untuk jenis kebutuhan tertentu, survei harga dapat dilakukan di tempat lain di tempat jenis kebutuhan tersebut berada/dijual.
Kriteria pasar tradisional tempat survei harga :
a. Bangunan fisik pasar relatif besar.
b. Terletak pada daerah yang biasa dikunjungi pekerja/buruh.
c. Komoditas yang dijual beragam.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 13
d. Banyak pembeli.
e. Waktu keramaian berbelanja relatif panjang
2. Survei kebutuhan yang dapat dilakukan bukan di pasar tradisional sebagai berikut :
a. Listrik : yang disurvei adalah nilai rekening listrik tempat tinggal pekerja berupa satu kamar sederhana yang memakai daya listrik sebesar 900 watt
b. Air : survei dilakukan di PDAM, tarif rumah tangga yang menkonsumsi air bersih sebanyak 2.000 liter per bulan.
c. Transport : tarif angkutan dalam kota pulang pergi di daerah yang bersangkutan.
d. Harga tiket rekreasi disurvei di tempat rekreasi.
e. Potong rambut : di tukang cukur untuk pria dan salon untuk wanita.
f. Sewa kamar : Survei dilakukan untuk 1 (satu) kamar yang mampu menampung semua jenis KHL yang disepakati, dalam kondisi kamar kosong.
C. Waktu Survei
1. Survei dilakukan pada minggu I (pertama) setiap bulan.
2. Waktu survei ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga akibat perubahan kondisi pasar, misalnya antara lain saat menjelang bulan puasa dan hari raya keagamaan.
D. Responden
Responden yang dipilih adalah :
1. Pedagang yang menjual barang – barang kebutuhan secara eceran. Untuk jenis-jenis barang tertentu, dimungkinkan memilih responden yang tidak berlokasi di pasar tradisional, seperti meja/kursi, tempat tidur, kasur dan lain-lain.
2. Penyedia jasa seperti tukang cukur / salon, listrik, air dan angkutan umum.
3. Pemilihan responden perlu memperhatikan kondisi sebagai berikut:
a. Apakah yang bersangkutan berdagang pada tempat yang tetap / permanen / tidak berpindah – pindah;
b. Apakah yang bersangkutan menjual barang secara eceran;
c. Apakah yang bersangkutan mudah diwawancarai, jujur dan;
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 14
d. Responden harus tetap / tidak berganti – ganti.
E. Metode Survei Harga
Data harga barang dan jasa diperoleh dengan cara menanyakan harga barang seolah – olah petugas survei akan membeli barang, sehingga dapat diperoleh harga yang sebenarnya (harus dilakukan tawar menawar) Survei dilakukan terhadap tiga orang responden tetap yang telah ditentukan sebelumnya.
F. Penetapan Spesifikasi Jenis Kebutuhan (Parameter Harga)
1. Beras
Kualitas beras sedang adalah jenis beras yang biasa di konsumsi oleh masyarakat setempat.
2. Sumber protein :
a. Daging yang dipilih adalah daging sapi atau daging kerbau atau daging kambing atau daging ayam atau daging yang biasa di konsumsi oleh masyarakat setempat dengan kualitas sedang.
b. Ikan segar adalah ikan air tawar atau ikan laut yang biasa dikonsumsi masyarakat yang mudah didapat dan banyak dijual di pasar tradisional dengan kualitas baik.
c. Telur ayam adalah telur ayam ras.
3. Kacangan-kacangan
Kacang-kacangan adalah jenis kacang yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat termasuk hasil olahan, seperti tahu dan tempe. Satuan harga dapat berupa harga per potong, per bungkus, per satuan berat (gram), liter.
4. Susu bubuk
Susu bubuk adalah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Jika di daerah setempat jarang ditemukan susu bubuk, dapat diganti dengan susu cair yang setara.
5. Gula pasir
Gula pasir adalah gula pasir yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
6. Minyak goreng
Minyak goreng adalah minyak curah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Harga satuan dapat dalam bentuk kilogram (kg) / liter.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 15
7. Sayuran
Sayuran yang mudah didapat dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat, seperti bayam, kangkung, kol, kacang panjang, sawi dan lain – lain. Penetapan satuan dapat per kg atau per ikat.
8. Buah – buahan
Buah – buahan setara pisang dan pepaya adalah buah-buahan yang biasa dikonsumsi dan mudah didapat oleh masyarakat setempat seperti jeruk lokal, semangka, dan lain-lain, dengan satuan per kg, per sisir atau per buah.
9. Karbohidrat lain
Sumber karbohidrat yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat dapat berupa mie instan atau mie kering, tepung terigu atau tepung beras dengan satuan per bungkus atau per kg.
10. Teh atau kopi
Teh celup yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Dalam hal di suatu daerah tidak terdapat teh celup, dapat diganti dengan teh yang biasa digunakan di daerah setempat dengan jumlah kebutuhan yang setara atau kopi bubuk yang dijual dalam bentuk sachet yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
11. Bumbu – bumbuan
Harga bumbu – bumbuan tidak perlu disurvei, cukup mengacu pada total nilai komponen makanan dan minuman, yaitu sebesar 15 % dari nilai komponen makanan dan minuman.
12. Celana panjang/rok/pakaian muslim
Bahan setara katun yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
13. Celana pendek
Bahan setara katun kualitas sedang yang biasa dipakai sehari-hari di rumah.
14. Ikat pinggang
Bahan dari kulit sintetis, polos dan tidak branded.
15. Kemeja lengan pendek/blu
Kemeja lengan pendek untuk pria dan blus untuk wanita, bahan setara katun yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 16
16. Kaos oblong/BH
Kaos oblong untuk kebutuhan pekerja pria, dan BH untuk pekerja wanita. Dipilih kaos oblong/ BH yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
17. Celana dalam
Terdiri dari celana dalam pria atau wanita dengan kualitas sedang yang biasa
digunakan oleh masyarakat setempat.
18. Sarung /kain panjang
Merk yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
19. Sepatu
Sepatu dari bahan kulit sintetis untuk pria atau wanita yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
20. Kaos kaki
Bahan dari katun, polyester, polos dengan kualitas sedang.
21. Perlengkapan pembersih sepatu :
a. Semir sepatu; Bahan padat yang digunakan untuk merapikan warna sepatu.
b. Sikat sepatu; Alat yang digunakan untuk merapikan warna sepatu.
22. Sandal jepit
Sandal jepit yang terbuat dari bahan karet yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
23. Handuk mandi
Ukuran 100 cm x 60 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
24. Perlengkapan ibadah :
a. Sajadah atau setara dengan harga sajadah, kualitas sedang yang biasa digunakan oleh masyarakat.
b. Mukenah atau setara dengan harga mukenah, kualitas sedang yang biasa digunakan oleh masyarakat.
c. Peci dan lain-lain sebagai penutup kepala yang digunakan untuk ibadah.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 17
b. Kebutuhan perlengkapan ibadah disesuaikan dengan kebutuhan ibadah pekerja/buruh di wilayah setempat.
25. Sewa kamar
Harga sewa kamar dalam kondisi kosong sederhana yang biasa ditempati oleh satu orang pekerja/buruh untuk satu bulan yang dapat menampung jenis KHL lainnya.
26. Dipan /tempat tidur
Dipan ukuran No. 3 (90 cm x 200 cm) polos dan diplitur, terbuat dari bahan kayu yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
27. Perlengkapan tidur:
a. Kasur terbuat dari bahan busa ukuran single bed dengan kualitas sedang yang biasa dipakai oleh masyarakat setempat.
b. Bantal terbuat dari bahan busa dengan kualitas sedang yang biasa dipakai oleh masyarakat setempat.
28. Seprei dan sarung bantal
Seprei dan sarung bantal yang terbuat dari bahan katun yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
29. Meja dan kursi
meja dengan 4 kursi, terbuat dari bahan plastik atau bahan kayu yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
30. Lemari pakaian
Terbuat dari kayu dengan kualitas sedang yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
31. Sapu
Sapu adalah sapu ijuk atau bahan lain yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
32. Perlengkapan makan:
a. Piring makan
Piring makan polos terbuat dari kaca yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
b. Gelas minum
Gelas minum putih polos yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 18
c. Sendok dan garpu dari bahan stainless yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
33. Ceret almunium
Ceret almunium ukuran diameter 25 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
34. Wajan almunium
Wajan almunium ukuran diameter 32 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
35. Panci almunium
Panci almunium ukuran diameter 32 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
36. Sendok masak
Sendok dari bahan almunium yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
37. Rice cooker
Rice cooker 350 watt ukuran ½ liter yang digunakan untuk memasak
beras menjadi nasi dengan kualitas sedang. 8
38. Kompor dengan perlengkapannya:
a. Kompor gas 1 tungku dengan kualitas Standar Nasional Indonesia Selang dan regulator dengan kualitas Standar Nasional Indonesia
b. Tabung gas dengan kualitas standar Pertamina.
Dalam hal di suatu daerah belum mendapat distribusi kompor gas dan kelengkapannya serta tabung gas, maka dapat disepakati spesifikasi yang setara dengan kompor gas dan segala kelengakapannya serta tabung gas.
39. Gas Elpiji
Gas elpiji ukuran berat 3 kg dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) sebanyak 2 tabung per bulan. Dalam hal di suatu daerah belum mendapat distribusi gas elpiji, maka dapat disepakati spesifikasi yang setara dengan gas elpiji.
40. Ember plastik
Ember plastik dengan ukuran 20 liter yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
41. Gayung plastik
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 19
Bahan plastik dengan ukuran dan kualitas sedang.
42. Listrik
Listrik dengan daya 900 watt dengan 2 titik.
43. Bola lampu hemat energi
Bola lampu yang digunakan adalah bola hemat energi (LHE) atau 14 watt atau yang setara.
44. Air bersih
Standar PAM, biaya rekening PAM untuk pemakaian 2 meter kubik air untuk 1 bulan.
45. Sabun cuci pakaian
Sabun cream atau deterjen yang pada umumnya dipakai untuk mencuci pakaian yang biasa digunakan di daerah setempat.
46. Sabun cuci piring (sabun colek)
Sabun digunakan untuk mencuci peralatan masak dan makan adalah sabun colek atau yang biasa digunakan di daerah setempat.
47. Seterika
Seterika yang digunakan adalah seterika dengan 250 watt yang biasa digunakan masyarakat setempat.
48. Rak piring portable plastik
Rak piring portable terbuat dari plastik, digunakan untuk meletakkan / menyusun piring,gelas, dan sendok yang biasa digunakan masyarakat setempat.
49. Pisau dapur
Pisau dapur terbuat dari bahan stainless, yang biasa digunakan masyarakat setempat.
50. Cermin
Cermin dengan ukuran 30 cm x 50 cm yang biasa digunakan masyarakat setempat.
51. Bacaan/radio
Harga tabloid mingguan yang banyak beredar di daerah setempat, atau harga radio 4 band dan yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
52. Ballpoint/pensil
Alat tulis ballpoint/pensil yang biasa digunakan masyarakat setempat.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 20
53. Sarana kesehatan :
a. Pasta gigi
Produk lokal (tube 80 gram) yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
b. Sabun mandi
Produk lokal (ukuran 80 gram) yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
c. Sikat gigi
Produk lokal yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
d. Shampoo
Produk lokal (ukuran 100 ml) yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
e. Pembalut atau alat cukur
Pembalut dengan ukuran bungkus isi 10 atau 1 set alat cukur yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
54. Deodorant
Deodorant yang digunakan dengan kualitas 100 ml/g sesuai kebutuhan pekerja di daerah yang bersangkutan.
55. Obat anti nyamuk
Obat anti nyamuk bakar yang dijual dalam satuan dus dan yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
56. Potong rambut
Untuk pria di tempat tukang cukur, dan untuk wanita di salon yang sederhana/kecil.
57. Sisir
Alat untuk merapikan rambut dengan kualitas sedang.
58. Transport kerja dan lainnya
Angkutan umum yang biasa digunakan di daerah setempat, dengan tarif pulang pergi.
59. Rekreasi
Nilai rekreasi diukur dengan harga tiket satu kali masuk (bukan tiket terusan) ke arena tempat rekreasi/hiburan.
60. 60. Tabungan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 21
Dihitung 2 % dari total nilai jenis kebutuhan nomor 1 sampai dengan nomor 59
.
G. Penentuan Kualitas / Merk Setiap Jenis Barang dan Jasa
Untuk jenis barang kebutuhan yang kualitas dan harganya sangat bervariasi, seperti pakaian dalam, celana panjang/rok, kemeja, blus, handuk, sarung dan lain – lain, maka yang dipilih adalah kualitas sedang sesuai dengan kesepakatan tim survei.
III. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
A. Tahap pertama
Adalah mengisi kolom rata – rata dan kolom penyesuaian satuan pada lembaran kuisioner. Kolom rata – rata merupakan rata – rata dari harga 3 (tiga) responden. Sedangkan kolom penyesuaian satuan adalah untuk beberapa jenis barang kebutuhan yang satuannya tidak sama, seperti :
1. Bayam/kangkung/kacang panjang
Bayam, kangkung dan kacang panjang yang biasa dijual dengan satuan ikat. Jika harga 1 ikat = Rp. 500,- setelah ditimbang beratnya 0, 7 kg, maka harga per kg sama dengan Rp. 500,- : 0,7 = Rp. 714,
2. Pisang
Pisang merupakan salah satu jenis buah – buahan yang biasa dijual dalam satuan sisir. Untuk mendapatkan harga per kg, terlebih dahulu ditimbang berat pisang per sisirnya. Sebagai contoh, jika satu sisir pisang yang harganya Rp. 5.000, - dengan berat 1,2 kg, maka harga pisang per kg adalah Rp. 5. 000, - : 1,2 = Rp. 4.166 ,-
3. Tempe
Jika satu potong tempe harganya Rp. 2.000,- dan beratnya 0,5 kg, maka harga per kg adalah Rp. 2.000,- : 0,5 = Rp. 4.000,-
4. Tahu
Jika satu potong tahu harganya Rp.200,- dengan berat 0,5 ons (0,05 kg),
maka harga per kg menjadi Rp 200,- : 0,05 = Rp. 4.000,-
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 22
5. Kasur
Harga kasur dengan bahan busa.
6. Bantal
Harga bantal dengan bahan busa.
7. Sendok dan garpu
Harga 1 buah sendok ditambah harga 1 buah garpu merupakan harga 1 pasang.
8. Kebutuhan pria dan wanita
9. Ada beberapa jenis kebutuhan yang berbeda untuk pria dan wanita, sebagaimana dalam tabel dibawah ini :
No.
Pria
Wanita
1.
Celana panjang/ pakaian muslim
Rok/pakaian muslim
2
Kemeja
Blus
3
Kaos oblong
BH
4
Celana dalam pria
Celana dalam wanita
5
Sarung
Kain panjang
6
Sepatu pria
Sepatu wanita
7.
Cukur rambut
Salon
8.
Alat cukur
Pembalut
Untuk jenis kebutuhan tersebut, setelah diperoleh harga rata – rata dari 3 (tiga) responden, dicari lagi harga rata – rata kebutuhan pria dan wanita.
Khusus jenis kebutuhan pria dan wanita berupa celana panjang/rok/ pakaian muslim, dihitung sebagai berikut:
 Ditetapkan terlebih dahulu nilai pakaian muslim bagi wanita, yaitu harga gamis dijumlahkan dengan harga jilbab;
 Harga baju koko dipakai sebagai nilai pakaian muslim pria;
Selanjutnya nilai pakaian muslim bagi wanita dijumlahkan dengan nilai pakaian muslim bagi pria dan dibagi 2 (dua), ditetapkan sebagai nilai rata-rata pakaian muslim.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 23
Kemudian, harga celana panjang dijumlahkan dengan harga rok dan nilai rata-rata pakaian muslim, yang selanjutnya dibagi 3 (tiga) ditetapkan sebagai nilai rata-rata kebutuhan celana panjang/rok/pakaian muslim.
Untuk kebutuhan yang terdiri dari beberapa macam komoditi seperti daging (yang terdiri dari daging ayam dan daging sapi) atau ikan segar yang terdiri dari beberapa jenis ikan, setelah dihitung harga rata – rata dari 3 responden, dihitung lagi rata – rata dari harga daging sapi dan daging ayam, begitu juga untuk barang – barang kebutuhan lainnya seperti ; ikan, kacang – kacangan, sayuran, buah – buahan dan sumber karbohidrat.
Untuk mendapatkan biaya transport pergi pulang (PP) maka biaya transport dikalikan 2.
B. Tahap kedua
Adalah mengolah data dari lembar kuisioner untuk dimasukkan ke lembar form isian KHL sebagaimana Lampiran I Peraturan Menteri ini. Angka yang terdapat pada kolom rata – rata di lembar kuisioner dimasukkan ke kolom harga satuan pada lembar form isian KHL.
C. Tahap ketiga
Adalah pengolahan data untuk mendapatkan angka nilai sebulan pada form isian KHL (kolom terakhir). Untuk mencari nilai sebulan komponen makanan dan minuman relatif mudah, cukup dengan mengalikan angka yang terdapat pada kolom “jumlah kebutuhan“ dengan angka yang terdapat pada kolom harga per satuan. Sebagai contoh, jika harga beras per kg adalah sebesar Rp. 3.000, -, maka nilai sebulan adalah 10 x Rp. 3.000, - = Rp. 30.000, -.
Nilai sebulan untuk bumbu – bumbuan adalah 15 % dari total nilai komponen makanan dan minuman nomor 1 s/d 10.
Pengolahan data untuk komponen Sandang, Perumahan, Pendidikan, Kesehatan, Transportasi serta Rekreasi dan Tabungan dilakukan sebagai berikut :
Komponen Sandang :
1. Celana panjang/rok/pakaian muslim, Kemeja lengan pendek/blus, Kaos oblong/BH dan Celana dalam
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 24
Jumlah kebutuhan masing –masing 6 potong untuk 1 tahun.
Nilai sebulan = harga x 6/12
2. Celana Pendek.
Nilai sebulan = harga x 2/12
3. Ikat pinggang bahan kulit sintetis, polos, tidak branded.
Nilai sebulan = harga x 1/12
4. Sarung/Kain panjang.
Nilai sebulan = harga x 3/24
5. Sepatu
Kebutuhan sepatu untuk 1 tahun 2 pasang.
Nilai sebulan = harga x 2/12
6. Perlengkapan pembersih sepatu :
a. Semir Sepatu
Nilai sebulan = harga x 6/12
b. Sikat sepatu
Nilai sebulan = harga x 1/12
7. Sandal jepit
Nilai sebulan = harga x 2/12 14
8. Kaos kaki bahan katun, polyester, polos dengan kualitas sedang Nilai sebulan = harga x 4/12
9. Handuk mandi
Kebutuhan handuk mandi untuk 1 tahun, sebanyak 1 potong.
Nilai sebulan = harga x 1/12
10. Perlengkapan ibadah :
a. Sajadah
Nilai sebulan = harga x 1/12
b. Mukenah
Nilai sebulan = harga x 1/12
c. Peci, dll
Nilai sebulan = harga x 1/12
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 25
Komponen Perumahan :
1. Sewa kamar
Harga rata–rata pada kuisioner dapat langsung dimasukkan ke dalam form isian KHL, pemakaian sewa kamar adalah untuk 1 bulan
2. Dipan/tempat tidur, no. 3, polos
Kebutuhan dipan selama 4 tahun diperlukan 1 buah.
Nilai sebulan = harga x 1/48
3. Kasur busa
Kasur dipakai selama 4 tahun
Nilai sebulan = harga x 1/48
4. Bantal busa
Nilai sebulan = harga x 2/36
5. Seprei dan Sarung bantal
Kebutuhan seprei dan sarung bantal sebanyak 2 set untuk 1 tahun
Nilai sebulan = harga x 2/12
6. Meja dan Kursi
Kebutuhan meja dan kursi 1 set untuk pemakaian selama 4 tahun
Nilai sebulan = harga 1 set x 1/48
7. Lemari pakaian bahan kayu, kualitas sedang.
Nilai sebulan = harga x 1/48
8. Sapu ijuk, kualitas sedang
Nilai sebulan = harga x 2/12
9. Perlengkapan makan : Piring Makan, Gelas minum serta Sendok dan Garpu
Kebutuhan masing–masing sebanyak 3 buah untuk 1 tahun
Nilai sebulan = harga x 3/12
10. Ceret almunium
Kebutuhan ceret adalah1 buah untuk 2 tahun
Nilai sebulan = harga x 1/24
11. Wajan almunium
Kebutuhan wajan adalah1 buah untuk 2 tahun
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 26
Nilai sebulan = harga x 1/24
12. Panci almunium
Nilai sebulan = harga x 2/12
13. Sendok masak
Nilai sebulan = harga x 1/12
14. Rice cooker ukuran ½ liter
Nilai sebulan = harga x 1/48
15. Kompor Gas 1 tungku dan selang regulator , kualitas SNI
Nilai sebulan = harga x 1/24
16. Tabung Gas 3 kg, kualitas Pertamina
Nilai sebulan = harga x 1/60
17. Gas Elpiji @ 3 kg
Nilai sebulan = harga x 2
18. Ember plastik
Kebutuhan untuk 1 tahun sebanyak 2 buah.
Nilai sebulan = harga x 2/12
19. Gayung plastik
Nilai sebulan = harga x 1/12
20. Listrik dan Air
Untuk menghitung nilai listrik sebulan adalah biaya standard rekening listrik dengan daya 900 watt.
Untuk menghitung nilai air sebulan adalah biaya standard rekening PAM untuk pemakaian 2 meter kubik.
21. Bola Lampu Hemat Energi (LHE)
Nilai sebulan = Harga x 3/12 16
22. Sabun cuci pakaian
Kebutuhan sabun perbulan sebanyak 1,50 kg.
Nilai sebulan = harga x 1,5 kg
23. Sabun cuci piring
Nilai sebulan = harga x 1 bungkus kemasan 500 gr
24. Seterika 250 Watt
Nilai sebulan = harga x 1/48
25. Rak piring portable plastik
Nilai sebulan = harga x 1/24
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 27
26. Pisau dapur
Nilai sebulan = harga x 1/36
27. Cermin 30 x 50 cm
Nilai sebulan = harga x 1/36
Komponen Pendidikan
1. Bacaan/radio
Untuk mengetahui harga bacaan tabloid 4 eksemplar dalam sebulan adalah 4 kali harga 1 eksemplar. Untuk mengetahui biaya kebutuhan sebulan harga radio ukuran 4 band = harga x 1/48
2. Ballpoint/pensil
Nilai sebulan = harga x 6/12
Komponen Kesehatan
1. Sarana Kesehatan :
a. Pasta gigi, nilai sebulan = harga x 1
b. Sabun mandi, nilai sebulan = harga x 2
c. Sikat gigi, nilai sebulan = harga x 3/12
d. Shampoo 100 ml, nilai sebulan = harga x 1
e. Pembalut/alat cukur, nilai sebulan = harga x 1
2. Deodorant 100 ml/g, nilai sebulan = harga x 6/12
3. Obat anti nyamuk bakar, nilai sebulan = harga x 3
4. Potong rambut, nilai sebulan = harga x 6/12
5. Sisir, nilai sebulan = harga x 2/12
Komponen Transportasi
Nilai transport kerja sebulan = harga x 30 PP
Komponen Rekreasi dan Tabungan
Rekreasi, nilai sebulan = harga x 2/12
Tabungan, nilai sebulan = 2 % x (jumlah nomor 1 s/d 60)
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 28
D. Tahap keempat
Adalah menghitung jumlah nilai komponen Kelompok I s/d Kelompok VII
1. Nilai komponen Makanan dan Minuman merupakan jumlah dari nilai jenis kebutuhan nomor 1 s/d 11.
2. Nilai komponen Sandang merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan nomor 12 s/d 24.
3. Nilai komponen Perumahan merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan nomor 25 s/d 50.
4. Nilai komponen Pendidikan adalah nilai jenis kebutuhan nomor 51 dan 52.
5. Nilai komponen Kesehatan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan nomor 53 s/d 57.
6. Nilai komponen Transportasi adalah nilai jenis kebutuhan nomor 58.
7. Nilai komponen Rekreasi dan Tabungan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan nomor 59 dan 60.
E. Tahap Kelima
Adalah menghitung total nilai KHL dengan cara menjumlahkan nilai Komponen I + Komponen II + Komponen III + Komponen IV + Komponen V + Komponen VI + Komponen VII.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 29
I. Mekanisme proses penetapan Upah Minimum berdasarkan standar KHL dilakukan:
1. Ketua Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota membentuk tim survei yang anggotanya terdiri dari unsur tripartit: perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi.
2. Berdasarkan Kepmen No. 17 tahun 2005 yang mengatur standar KHL, tim survei Dewan Pengupahan melakukan survei harga untuk menentukan nilai harga KHL yang nanti hasilnya akan diserahkan kepada kepala daerah (Gubernur dan atau Bupati/Walikota) masing-masing.
3. Survei dilakukan setiap satu bulan sekali dari bulan Januari s/d September , sedang untuk bulan Oktober s/d Desember dilakukan prediksi dengan membuat metode least square. Hasil survei tiap bulan tersebut kemudian diambil rata-ratanya untuk mendapat nilai KHL.
4. Nilai KHL ini akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penetapan upah minimum yang berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Upah bagi pekerja dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja atau serikat pekerja dengan pengusaha di perusahaan bersangkutan.
5. Berdasarkan nilai harga survei itu, Dewan Pengupahan juga mempertimbangkan faktor lain seperti: produktivitas, pertumbuhan ekonomi, usaha yang paling tidak mampu, kondisi pasar kerja dan saran/pertimbangan dari Dewan Pengupahan Provinsi/Kabupaten/Kota.
6. Gubernur nantinya akan menetapkan besaran nilai upah minimum. Penetapan Upah Minimum ini dilakukan 60 hari sebelum tanggal berlakunya yaitu setiap tanggal 1 Januari.
Komponen Upah Minimum adalah :
Upah Minimum = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap
Dalam Undang-Undang, ada 3 (tiga) komponen upah yaitu gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.
Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-07/Men/1990 tentang Pengelompokan Upah dan Pendapatan Non Upah :
a. Gaji Pokok
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 30
Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary) yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
b. Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian prestasi kerja tertentu (penjelasan pasal 94 UU No. 13/2003). Tunjangan tetap tersebut dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti tunjangan isteri dan/atau tunjangan anak, tunjangan perumahan, tunjangan daerah tertentu.
c. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan Tidak Tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.
Upah minimum TIDAK setara dengan gaji pekerja tiap bulannya (gaji pokok+tunjangan tetap+tunjangan tidak tetap) karena Apabila kita merujuk ke Pasal 94 Undang-Undang (UU) no.13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja, komponen Upah Minimum hanya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Tunjangan tidak tetap tidak termasuk dalam komponen Upah Minimum. Besarnya gaji pokok sekurang-kurangnya harus sebesar 75 % dari jumlah Upah Minimum.
UPAH MINIMUM = GAJI POKOK (75% dari Upah Minimum) + TUNJANGAN TETAP (25% dari Upah Minimum)
Contoh : Upah Minimum Provinsi Jakarta sebesar Rp. 1.529.150. Apabila Anda bekerja di DKI Jakarta, perusahaan dilarang membayar pekerja tersebut dengan upah yang lebih rendah dari Rp 1.529.150. Perusahaan juga harus memberikan gaji pokok sekurang-kurangnya 75% dari Rp. 1.529.150 yakni sebesar Rp. 1.146.862. Jadi apabila gaji keseluruhan Anda Rp. 1.600.000 (yang notabene lebih besar dari UMP Jakarta) akan tetapi gaji pokok Anda hanya sebesar Rp. 900.000 (kurang dari 75% UMP Jakarta) maka Anda telah dibayar dibawah Upah Minimum DKI Jakarta.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 31
Pada prakteknya, sering kali jumlah tunjangan menjadi lebih besar dari gaji pokok yang diterima oleh seorang pekerja. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan salah pengertian di dalam hubungan kerja yang akhirnya akan dapat mengganggu hubungan antara pengusaha dengan pekerja.
Karena tunjangan yang diberikan besar maka jumlah gaji keseluruhan (take home pay) dirasa telah melebihi Upah Minimum, padahal Upah Minimum hanya terdiri dari Gaji pokok + tunjangan tetap saja.
2.2 KONSEP DASAR GIZI PEKERJA
A. PENGERTIAN
Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja.
Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja.
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya yang digunakan).
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI TENAGA KERJA
1. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.
Pengelompokan aktivitas atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 32
2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil, menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.
3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan – bahan kimia, parasit dan mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.
C. FAKTOR – FAKTOR PENENTU KEBUTUHAN GIZI
1. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan)
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari – hari
5. Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui)
6. Lingkungan kerja.
D. Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja
Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 33
pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Tabel 2. Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik*
(Sumber : berdasarkan AKG 2004)
Kebutuhan energi selama bekerja (8 Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila diterjemahkan kedalam menu menjadi kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja (8 jam)
* berdasarkan AKG 2004
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 34
E. Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja
Skema Kondisi Khusus Pekerja
Kondisi fisiologis
Selama Kehamilan : untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.
Selama Menyusui: untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama, seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.
Kondisi tertentu
Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi
dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun. Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari.
Kelebihan Berat Badan: perlumelakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 35
teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-30 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi.
Kondisi di tempat kerja
Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.
Risiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah:
1. Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi sayur dan buah.
2. Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami gangguan psikologis.
3. Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.
4. Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 36
F. Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja
Setelah mengetahui kebutuhan energi (kalori), perlu dipikirkan cara memenuhi kebutuhan tersebut dalam menu pekerja sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang (WNPG VIII, 2004), yaitu : Karbohidrat (50-65% dari total energi), Protein (10-20% dari total energi), Lemak (20-30% dari total energi).
Kebutuhan energi diterjemahkan ke dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar bahan makanan penukar. Pemberian makanan utama di tempat kerja dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan (makanan selingan).
Berikut adalah standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan kategori aktivitas fisik :
Standar porsi makanan pekerja laki-laki dan perempuan selama bekerja (8 jam)
Catatan:
 Berat ini adalah berat bersih bahan mentah yang dapat dimakan, tidak termasuk tulang, cangkang, kulit, batang dan bagian-bagian lain yang tidak dapat dimakan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 37
 Ukuran adalah berdasarkan daftar satuan penukar
(Lampiran3)
Contoh Menu Makanan Bagi Pekerja Selama Bekerja (8 jam)
sumber : http://www.gizikia.depkes.go.id
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 38
BAB III
STUDY LAPANGAN
UMP JAWA TIMUR 2015
3.1 UMK 2015 Di Wilayah Surabaya
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat pekerja Gubernur Jatim Soekarwo telah mengesahkan UMK 2015 di 38 kabupaten/kota se-Jatim pada tanggal 21 November 2014. Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 72 tahun 2014, UMK tertinggi ditempati Kota Surabaya sebesar Rp 2.710.000 dan terendah Kabupaten Magetan sebesar Rp 1.150.000 (Lihat Lampiran 1)
Dengan disahkannya Peraturan Gubernur nomor 72 tahun 2014, maka UMK Kota Surabaya yang awalnya Rp. 2.200.000 pada 2014 naik sebesar Rp. 2.710.000, lebih tinggi dibandingkan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta yang hanya Rp 2.700.000 atau selisih Rp 10.000. Penetapan UMK Surabaya yang dinilai terlalu tinggi kenaikannya menyebabkan adanya keberatan dari pengusaha di Jawa Timur yang tergabung dalam APINDO. Mereka menilai kenaikan UMK terlalu tinggi hingga mencapai 23 % dimana sebenarnya kemampuan pengusaha hanya kisaran 10-11 % saja.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia sejauh ini terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Status sosio ekonomi juga mendukung status gizi yang baik, kemampuan ekonomi yang baik akan mendukung ketersediaan pangan yang baik untuk proses pertumbuhan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 39
Kenaikan UMK 2015 yang sangat signifikan di kota surabaya tentunya telah melalui survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) oleh Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi. Nilai UMK 2015 yang berpedoman pada KHL merupakan dasar pertimbangan utama dalam perumusan upah minimum, namun KHL bukan satu satunya faktor dalam mempertimbangkan penetapan upah minimum, masih ada empat faktor lain yaitu produktivitas, pertumbuhan ekonomi, kemampuan usaha marginal dan kondisi pasar kerja. Namun keempat faktor tersebut masih bersifat kualitatif sedangkan KHL merupakan faktor yang bersifat kuantitatif oleh karena itu dalam menetapkan nilai KHL yang akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan upah minimum haruslah tepat dan akurat.
Berdasarkan Permenakertrans No 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, maka penulis dapat menganalisa kesesuaian UMK kota Surabaya di pasar-pasar tradisional wilayah surabaya (Pasar Wonokromo & Pasar PIOS Yosowilangun) dengan 60 jenis komponen kebutuhan hidup layak (KHL) sesuai dengan harga pasaran di kota surabaya. Pasar Wonokromo merupakan sentral pasar di wilayah surabaya selatan dan pasar PIOS Yosowilangun merupakan pasar Induk Surabaya bagian Barat dimana dari kedua pasar tersebut kami berharap bisa mendapatkan harga yang sesuai dan dapat mewakili harga pasaran wilayah kota Surabaya.
KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK UNTUK PEKERJA LAJANG
DALAM SEBULAN DENGAN 3.000 K KALORI PER HARI
WILAYAH KOTA SURABAYA
2015
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
I
MAKANAN DAN MINUMAN
1
Beras Sedang
Sedang
10 kg
Kg
8.000
80.000
2
Sumber Protein :
a. Daging
Sedang
0.75 kg
Kg
100.000
75.000
b. Ikan Segar
Baik
1.2 kg
Kg
60.000
72.000
c. Telur Ayam
Telur ayam ras
1 kg
Kg
18.500
18.500
3
Kacang-kacangan : tempe/tahu
Baik
4.5 kg
Kg
15.000
67.5.00
4
Susu bubuk
Sedang
0.9 kg
Kg
50.000
45.000
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 40
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
5
Gula pasir
Sedang
3 kg
Kg
10.000
30.000
6
Minyak goreng
Curah
2 kg
Kg
9.000
18.000
7
Sayuran
Baik
7.2 kg
Kg
4.000
28.800
8
Buah-buahan (setara pisang/pepaya)
Baik
7.5 kg
Kg
15.000
112.500
9
Karbohidrat lain (setara tepung terigu)
Sedang
3 kg
Kg
12.000
36.000
10
Teh atau Kopi
Celup/Sachet
2 Dus isi 25 = 75 gr
Dus isi 25
7.500
15.000
11
Bumbu-bumbuan
Nilai 1 s/d 10
15%
75 gr
575.800
86.400
JUMLAH
684.700
II
SANDANG
12
Celana panjang/ Rok/Pakaian muslim
Katun/sedang
6/12 potong
150.000
75.000
13
Celana pendek
Katun/sedang
2/12 potong
Potong
75.000
12.500
14
Ikat Pinggang
Kulit sintetis, polos, tidak branded
1/12 buah
Potong
100.000
8.500
15
Kemeja lengan pendek/blouse
Setara katun
6/12 potong
Potong
100.000
50.000
16
Kaos oblong/ BH
Sedang
6/12 potong
Potong
25.000
12.500
17
Celana dalam
Sedang
6/12 potong
Potong
20.000
10.000
18
Sarung/kain panjang
Sedang
1/12 helai
Potong
150.000
12.500
19
Sepatu
Kulit sintetis
2/12 pasang
Pasang
150.000
25.000
20
Kaos Kaki
Katun, Polyester, Polos, Sedang
4/12 pasang
Pasang
15.000
5.000
21
Perlengkapan pembersih sepatu
Paket
a. Semir sepatu
Sedang
6/12 buah
12.000
6.000
b. Sikat sepatu
Sedang
1/12 buah
6.000
500
22
Sandal jepit
Karet
2/12 pasang
Pasang
14.000
2.300
23
Handuk mandi
100cm x 60 cm
2/12 potong
Buah
60.000
5.000
24
Perlengkapan ibadah
Set
a. Sajadah
Sedang
1/12 potong
Buah
40.000
3.300
b. Mukena
Sedang
1/12 potong
Buah
75.000
6.250
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 41
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
c. Peci,dll
Sedang
1/12 potong
Buah
40.000
3.300
JUMLAH
237.650
III
PERUMAHAN
25
Sewa kamar
dapat menampung jenis KHL lainnya
1 bulan
600.000
600.000
26
Dipan/ tempat tidur
No.3, polos
1/48 buah
Buah
1.500.000
31.250
27
Perlengkapan tidur
a. Kasur busa
Busa
1/48 buah
Buah
500.000
10.500
b. Bantal busa
Busa
2/36 buah
Buah
30.000
1.700
28
Sprei dan sarung bantal
Katun
2/12 set
Buah
100.000
16.800
29
Meja dan kursi
1 meja/4 kursi
1/48 set
Set
2.500.000
52.000
30
Lemari pakaian
Kayu sedang
1/48 buah
Buah
3.000.000
62.500
31
Sapu
Ijuk sedang
2/12 buah
Buah
20.000
3.400
32
Perlengkapan makan
a. Piring makan
Polos
3/12 buah
Buah
10.000
2.500
b. Gelas minum
Polos
3/12 buah
Buah
4.000
1.000
c. Sendok garpu
Sedang
3/12 pasang
Buah
8.000
2.000
33
Ceret aluminium
Ukuran 25 cm
1/24 buah
Buah
75.000
6.250
34
Wajan aluminium
Ukuran 32 cm
1/24 buah
Buah
80.000
3.400
35
Panci aluminium
Ukuran 32 cm
2/12 buah
Buah
60.000
10.000
36
Sendok masak
Alumunium
1/12 buah
Buah
15.000
1.250
37
Rice Cooker ukuran 1/2 liter
350 watt
1/48 buah
Buah
250.000
5.200
38
Kompor dan perlengkapannya
Set
a. Kompor 1 tungku
SNI
1/24 buah
Buah
200.000
8.400
b. Selang & regulator
SNI
1/24 buah
Set
150.000
6.250
c. Tabung Gas 3kg
Pertamina
1/60 buah
Buah
100.000
1.700
39
Gas Elpiji
3kg
2 tabung
Buah
15.000
30.000
40
Ember plastik
Isi 20 liter
2/12 buah
Buah
15.000
1.250
41
Gayung plastik
Sedang
1/12 buah
Buah
6.000
500
42
Listrik
900 watt
1 bulan
100.000
100.000
43
Bola lampu hemat energi
14 watt
3/12 buah
Buah
15.000
3.750
44
Air Bersih
Standar PAM
2 meter
Kubik
25.000
50.000
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 42
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
kubik
45
Sabun cuci pakaian
Cream/deterjen
1.5 kg
Kg
12.000
18.000
46
Sabun cuci piring (colek)
500 gr
1 buah
Gr
5.000
5.000
47
Setrika
250 watt
1/48 buah
Buah
250.000
5.200
48
Rak portable plastik
Sedang
1/24 buah
Buah
35.000
1.500
49
Pisau dapur
Sedang
1/36 buah
Buah
15.000
500
50
Cermin
30 x 50 cm
1/36 buah
Buah
50.000
1.400
JUMLAH
1.043.200
IV
PENDIDIKAN
51
Bacaan/radio
Tabloid/4 band
4 buah/ (1/48)
700.000
14.600
52
Ballpoint/pensil
Sedang
6/12 buah
3.000
1.500
JUMLAH
16.100
V
KESEHATAN
53
Sarana Kesehatan
a. Pasta gigi
80 gram
1 tube
Tube
8.000
8.000
b. Sabun mandi
80 gram
2 buah
Buah
3.000
6.000
c. Sikat gigi
Produk lokal
3/12 buah
Buah
8.000
2.000
d. Shampo
Produk lokal
1 botol 100 ml
Botol/ml
10.000
10.000
e. Pembalut atau alat cukur
Isi 10
1 dus/set
Dus
14.000
14.000
54
Deodorant
100ml/g
6/12 botol
Buah
15.000
7.500
55
Obat anti nyamuk
Bakar
3 dus
Dus
9.000
27.000
56
Potong rambut
Di tukang cukur/salon
6/12 kali
Kali
15.000
7.500
57
Sisir
Biasa
2/12 buah
Buah
4.000
700
JUMLAH
82.700
VI
TRANSPORTASI
58
Transportasi kerja dan lainnya
Angkutan umum
30 hari (PP)
20.000
600.000
JUMLAH
600.000
VII
REKREASI DAN TABUNGAN
59
Rekreasi
Daerah sekitar
2/12 kali
1 tiket
90.000
15.000
60
Tabungan
(2% dari nilai 1 s/d 59)
2%
2.657.000
53.000
JUMLAH (I + II + III + IV + V + VI + VII)
2.732.500
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 43
Dari analisis antara harga lapangan di wilayah kota Surabaya dengan 60 jenis komponen KHL, didapatkan nilai sebesar Rp. 2.732.500. hal tersebut tidak beda jauh dengan UMK yang telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi jawa timur. Namun upaya pemenuhan gizi pekerja tidaklah hanya dinilai dari kesesuaian gaji saja, karena dalam aplikasinya pekerja masih belum mampu mencukupi kebutuhan hidupnya atau bisa dikatakan seorang pekerja berada pada strata ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentunya dipengaruhi banyak faktor misalnya pekerja yang menghidupi banyak anggota keluarga. Bagi pekerja lajang upah yang didapatkan mungkin sudah lebih dari cukup untuk memenuhi biaya hidupnya. Namun berbeda lagi jika pekerja tersebut sudah berkeluarga dan mempunyai beberapa orang anak. Upah yang telah di dapat akan diatur sebagaimana mungkin agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Hal ini juga memicu buruknya gizi pekerja dibandingkan UMK yang telah di dapat. Jika kita analisis dari Nilai yang di dapat dari faktor makan dan minum sesuai Komponen KHL di wilayah surabaya sebesar Rp. 684.700 untuk pemenuhan gizi seorang pegawai. Dari nilai tersebut bisa kita dapatkan setiap harinya, seorang pegawai harus mampu memenuhi kecukupan gizinya dengan harga Rp. 22.000/ hari atau Rp. 7.300/ porsi, mengingat kebutuhan dan pola kebiasaan masyarakat kita adalah makan 3x / hari. Dari harga yang kita dapatkan tersebut, jika kita kurs kan dengan harga makanan di kaki lima di pinggiran surabaya, maka akan di dapatkan 1 porsi nasi dengan lauk tahu/tempe penyet dengan satu gelas es teh.berbeda lagi jika pekerja lajang tersebut mau memasak sendiri, misal per hari @ 20.000 maka dalam sebulan dia membutuhkan uang sebesar Rp. 600.000 untuk memenuhi gizinya. Berbeda lagi juga jika pekerja tersebut berkeluarga, semisal satu keluarga terdiri dari 4 orang (ayah, ibu, dan 2 orang anak). Komponen nilai makan dan minum sebesar Rp. 684.700 harus bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi satu keluarga. Dari survey tersebut dapat kita katakan pemenuhan gizi pekerja yang di dapatkan dari komponen makanan yang ada di KHL sangat jauh dari kata cukup.
Dari hasil survey KHL diatas, angka pemenuhan gizi pekerja kurang lebih 20% dari UMK yang ada. Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Perbaikan dan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 44
peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.
Makanan dan minuman yang sehat, cukup dan bergizi adalah faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Energi dalam tubuh bersumber dari makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi, berguna untuk membangun dan menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi energi, serta memelihara tubuh. Tenaga Kerja yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi serta didukung oleh gaya hidup yang teratur serta istirahat yang cukup akan menunjang produktivitasnya.(Ravianto, 1990)
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Penilaian status gizi pekerja juga perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri. Kebutuhan gizi terutama energi juga dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa dari standar pemenuhan gizi pekerja yang tertera dalam komponen hidup layak masih jauh dari kata cukup. Perbaikan dan peningkatan gizi wajib dilakukan dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Pekerja juga harus mempunyai pengetahuan tentang kebutuhan energi (kalori), agar dapat memperkirakan cara memenuhi kebutuhan makanan dalam menu sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta zat-zat lain Sdalam tubuh perlu diperhatikaSn proporsinya agar seimbang.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 45
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya
2. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja
3. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tenaga kerja sangat tergantung dari jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan suatu jenis pekerjaan
4. Dari analisis antara harga lapangan di wilayah kota Surabaya dengan 60 jenis komponen KHL, didapatkan nilai sebesar Rp. 662.200 untuk pemenuhan gizi seorang pegawai
5. Dari survey lapangan, pemenuhan gizi pekerja yang di dapatkan dari komponen makanan yang ada di KHL sangat jauh dari kata cukup
6. Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
7. Makanan dan minuman yang sehat, cukup dan bergizi adalah faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Energi dalam tubuh bersumber dari makanan dan minuman
8. Makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi, berguna untuk membangun dan menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi energi, serta memelihara tubuh.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 46
DAFTAR PUSTAKA
Ari Agung, I Gusti Ayu. Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Patria Untag.Surabaya.
Ermayani, 2014. Gizi dan Produktivitas Kerja. (Online). (http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/40608/3/Chapter%20II.pdf, diakses tanggal 05 Januari 2015).
Maas T, Linda. Masalah Gizi dalam Kaitannya dengan Ketahanan Fisik dan Produktivitas Kerja. USU.
Pamungkas, Anggar 2013. Aspek gizi terhadap penetapan garis kemiskinan dan upah minimum (Online).http://anggaru208.blogspot.com/2013/01/ekonomi-pangan-dan-gizi-tugas.html. Diakses tanggal 05 Januari 2015.
Ginting, Surita SKM, M.Kes. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Status Gizi Pekerja (Jurnal). http://uda.ac.id/jurnal/files/JURNAL%20dosen%20luar%20-fik1.pdf. Diakses tanggal 06 Januari 2015
Marsetyo, H dan G. Kartasapoetra. 2001. Ilmu Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.
Rachmad Soegih, Savitri Sayogo, Erina. 1987. Perbandingan Effek Makan Siang dari Kantin dan makan Siang Kemasan Khusus pada Pekerja Pabrik. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12. Jakarta.
Sri Handajani. 1996. Pangan, Gizi dan Masyarakat. Sebelas Maret University Press. Solo.2009

0 komentar :

Posting Komentar