AISTY DERAJAT - Berbagi Itu Indah
Aisty Derajat adalah blog pribadi berisi pengetahuan untuk semua | Sharing is Beautifull...

Minggu, 14 April 2019

plagiasi jurnal Aistikhorotul M

Filled under:

Posted By aisty derajat 20.14

Senin, 14 September 2015

GIZI PEKERJA BERDASARKAN UMK KOTA SURABAYA

Filled under:

TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 1
GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT GIZI PEKERJA BERDASARKAN UMK “KOTA SURABAYA” T U G A S NAMA KELOMPOK : 1.AISTIKHOROTUL M 2.DHINI ISMA 3.IRA FARIDASARI UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. karena limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah gizi dalam kesehatan masyarakat yang berjudul ”Gizi pekerja berdasarkan UMK Kota Surabaya” Tugas makalah ini Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah gizi dalam kesehatan masyarakat.
Dalam membuat tugas makalah ini penulis mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. Prof. Dr. Herman Sudirman, SKM selaku Dosen Mata Kuliah Gizi dalam Kesehatan Masyarakat Progam Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan Untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan laporan pada masa yang akan datang.
Surabaya, 09 Januari 2015
Penulis
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 3
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR UPAH MINIMUM ......................................................... 3
A. Pengertian ............................................................................................... 3
B. Jenis Upah Minimum .............................................................................. 3
C. Dasar Penetapan Upah Minimum ........................................................... 3
D. Wewenang Penetapan Upah Minimum .................................................. 4
E. Upah Minimum Provinsi (UMP) ............................................................ 4
F. Sanksi Bagi Pelanggar ............................................................................ 5
G. Standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) ................................................ 5
H. Pedoman Survey Harga Penetapan Nilai KHL ....................................... 6
I. Mekanisme Proses Penetapan UMP Berdasarkan KHL ......................... 21
2.2 KONSEP DASAR GIZI PEKERJA .............................................................. 23
A. Pengertian ............................................................................................... 23
B. Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi Tenaga Kerja ..................... 23
C. Faktor-Faktor Penentu Kebutuhan Gizi .................................................. 24
D. Pemenuhan Kecukupan Gizi bagi Pekerja .............................................. 24
E. Kecukupan Gizi Menurut Kondisi Khusus Pekerja ................................ 25
F. Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja ........................................... 27
BAB III STUDY LAPANGAN UMP 2015 DI WILAYAH SURABAYA
3.1 UMP 2015 Di Wilayah Surabaya .................................................................. 29
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 5
3.2 Komponen Khl Untuk Pekerja Lajang Dalam Sebulan Dengan 3000 Kkalori
Per Hari Di Wilayah Kota Surabaya ........................................................... 30
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 35
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 36
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
Secara umum, kebutuhan gizi bagi tenaga kerja lebih besar dibandingkan bukan tenaga kerja. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tenaga kerja sangat tergantung dari jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan suatu jenis pekerjaan. Jumlah ini tergantung dari jumlah otot - otot yang ikut bekerja dan lamanya otot-otot tersebut harus bekerja (Wirakusumah, 1999).
Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula presentase dari penghasilan tersebut dipergunakan untuk membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis pangan lainnya. Jadi penghasilan merupakan faktor penting bagi kuantitas dan kualitas gizi tenaga kerja.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 7
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian UMK?
1.2.2 Bagaimana cara penetapan UMK berdasarkan KHL?
1.2.3 Apa pengertian Gizi pekerja?
1.2.4 Bagaimana kesesuaian UMK Kota Surabaya dengan Kebutuhan gizi seorang pekerja
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara kenaikan upah minimum (UMK) di Kota Surabaya dengan komponen pemenuhan gizi seorang pekerja berdasarkan kriteria kebutuhan hidup layak (KHL).
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian dari upah minimum dan cara penetapan upah minimum
2) Mengetahui pedoman survei harga penetapan nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
3) Mengidentifikasi kesesuaian UMK dengan Komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Wilayah Kota Surabaya
4) Menganalisis kesesuaian pemenuhan gizi pekerja dengan komponen makanan dan minuman Kebutuhan Hidup Layak yang disesuaikan dengan UMK Kota Surabaya.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR UPAH MINIMUM
A. PENGERTIAN
Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman
B. Jenis Upah Minimum
1. Upah minimum provinsi (UMP) yaitu upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
2. Upah minimum kabupaten/kota (UMK)yaitu upah minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.
3. Upah minimum sektoral provinsi (UMSP) yaitu upah minimum yang berlaku secara sektoral di satu provinsi.
4. Upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.
C. Dasar penetapan upah minimum
Penetapan Upah Minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Komponen Kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan Upah Minimum, dimana dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja dalam memenuhi kebutuhan mendasar yang meliputi kebutuhan akan pangan 2100kkal perhari, perumahan, pakaian, pendidikan dan sebagainya
Awalnya penghitungan upah minimum dihitung didasarkan pada Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), Kemudian terjadi perubahan penghitungan didasarkan pada Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Perubahan itu disebabkan tidak sesuainya lagi penetapan upah berdasarkan kebutuhan fisik minimum, sehingga timbul perubahan yang disebut dengan KHM. Tapi, penetapan upah minumum berdasarkan KHM mendapat koreksi cukup besar dari pekerja yang beranggapan, terjadi implikasi pada rendahnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat terutama
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 9
pada pekerja tingkat level bawah. Dengan beberapa pendekatan dan penjelasan langsung terhadap pekerja, penetapan upah minimum berdasarkan KHM dapat berjalan dan diterima pihak pekerja dan pengusaha.
Perkembangan teknologi dan sosial ekonomi yang cukup pesat menimbulkan pemikiran, kebutuhan hidup pekerja bedasarkan kondisi "minimum" perlu diubah menjadi kebutuhan hidup layak. Kebutuhan hidup layak dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas nasional. Dari gambaran itu, timbul permasalahan, sampai saat ini belum ada kriteria atau parameter yang digunakan sebagai penetapan kebutuhan hidup layak itu. Penelitian ini menyusun perangkat komponen kebutuhan hidup layak berikut jenis-jenis kebutuhan untuk setiap komponen.
Sumber data yang diperoleh dari responden di lapangan menunjukkan, dari komponen dan jenis kebutuhan hidup minimum yang diajukan kepada responden terdapat lima jenis komponen, yaitu:
 makanan dan minuman
 perumahan dan fasilitas
 sandang
 kesehatan dan estetika
 aneka kebutuhan
Dengan dasar yang terdapat dalam komponen KHM sebagi awal tujuan kebutuhan hidup layak, ternyata sebagian besar responden menyetujui jenis dan komponen yang terdapat dalam KHM. Hanya saja, perlu mendapat perubahan: kualitas dari barang yang diajukan dan kuantitas jumlah barang yang dibutuhkan perlu ditambah. Begitu juga pekerja, harus dapat menyisihkan hasil yang diterima paling tidak sebesar 20 persen sebagai tabungan
D. Wewenang Penetapan Upah Minimum
UMP ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur secara serentak setiap tanggal 1 November. Selain UMP, gubernur dapat menetapkan UMK atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi dan rekomendasi bupati/walikota. UMK ditetapkan dan diumumkan oleh gubernur selambat-lambatnya tanggal 21 November setelah penetapan UMP dengan jumlah yang lebih besar dari UMP.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 10
Upah Minimum yang telah ditetapkan, berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya dan ditinjau kembali setiap tahun.
E. Upah Minimum Provinsi (UMP)
Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Dahulu Upah Minimum Provinsi dikenal dengan istilah Upah Minimum Regional Tingkat I. Dasar hukum penetapan UMP adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum. UMP ditetapkan oleh gubernur dengan memperhatikan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi.
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam provinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).
F. Sanksi Bagi Pelanggar
Sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan , pegusaha yang tidak membayarkan upah sesuai ketentuan UMP dianggap sebagai pelaku kejahatan dengan ancaman sanksi penjara dari satu hingga empat tahun dan denda minimal Rp100 juta dan maksimal Rp400 juta.UMP yang ditetapkan merupakan gaji pokok bagi pekerja yang masih belum menikah dan punya masa kerja 0-12 bulan. Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 11
G. Standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Sebelumnya menetapkan Upah Minimum Propinsi, Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi akan melakukan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Tetapi apa yang dimaksud survey KHL, komponen kebutuhan hidup apa yang disurvey dan mekanisme standarisasi KHL hingga menjadi penetapan Upah Minimum.
KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menetapkan Peraturan Menakertrans (Permenakertrans) No 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak sebagai jalan terbaik yang paling adil. Permenakertrans yang baru merupakan revisi Permenakertrans No.17/PER/VIII/2005. Revisi ini telah ditetapkan secara objektif dengan pertimbangan matang dari berbagai aspek, termasuk dari usulan dan kajian yang berasal dari berbagai pihak.
Dalam penyempurnaan Permenakertrans 2012 jumlah jenis kebutuhan yang semula 46 jenis komponen kebutuhan hidup layak (KHL) berubah menjadi 60 jenis komponen. Selain itu, terdapat 8 jenis penyesuaian/penambahan jenis kualitas dan kuantitas KHL, serta 1 perubahan jenis kebutuhan. Penambahan ini, lanjutnya, digunakan sebagai bahan keputusan dalam pelaksanaan proses survei harga KHL yang digunakan dalam rangka penetapan upah minimum Tahun 2013.
Standar KHL terdiri dari :
1. Makanan & Minuman (11 item)
2. Sandang (9 item)
3. Perumahan (19 item)
4. Pendidikan (1 item)
5. Kesehatan (3 item)
6. Transportasi (1 item)
7. Rekreasi dan Tabungan (2 item)
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 12
H. PEDOMAN SURVEI HARGA PENETAPAN NILAI KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL)
I. Pembentukan Tim Survei KHL oleh Ketua Dewan atau Bupati/Walikota
A. Pada daerah yang telah terbentuk Dewan Pengupahan Provinsi atau Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota, maka anggota tim berasal dari anggota Dewan Pengupahan dan dengan mengikutsertakan BPS setempat.
B. Jumlah Tim Survei yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota masing-masing Tim Survei di daerah yang telah terbentuk Dewan Pengupahan sebanyak 5 (lima) orang, yang terdiri dari 4 (empat) orang anggota Dewan Pengupahan yang keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah, Organisasi Pengusaha, Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Perguruan Tinggi dan Pakar, dan 1 (satu) orang dari BPS setempat.
C. Pada daerah yang belum terbentuk Dewan Pengupahan, maka Tim survey yang keanggotaannya secara tripartit dibentuk oleh Bupati/Walikota.
D. Jumlah Tim Survei yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota masing-masing Tim Survei di daerah yang belum terbentuk Dewan Pengupahan sebanyak 4 (empat) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang unsur pengusaha, 1 (satu) orang unsur pekerja/buruh, 1 (satu) orang unsur Pemerintah, dan 1 (satu) orang dari BPS setempat.
II. Pelaksanaan Survei
A. Kuisioner
Survei menggunakan kuisioner yang memuat hal-hal yang perlu ditanyakan
kepada responden untuk memperoleh informasi harga barang/jasa sesuai
dengan jenis-jenis kebutuhan dalam komponen KHL.
B. Pemilihan Tempat Survei
1. Survei harga dilakukan di pasar tradisional yang menjual barang secara eceran, bukan pasar induk dan bukan pasar swalayan atau sejenisnya.
Untuk jenis kebutuhan tertentu, survei harga dapat dilakukan di tempat lain di tempat jenis kebutuhan tersebut berada/dijual.
Kriteria pasar tradisional tempat survei harga :
a. Bangunan fisik pasar relatif besar.
b. Terletak pada daerah yang biasa dikunjungi pekerja/buruh.
c. Komoditas yang dijual beragam.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 13
d. Banyak pembeli.
e. Waktu keramaian berbelanja relatif panjang
2. Survei kebutuhan yang dapat dilakukan bukan di pasar tradisional sebagai berikut :
a. Listrik : yang disurvei adalah nilai rekening listrik tempat tinggal pekerja berupa satu kamar sederhana yang memakai daya listrik sebesar 900 watt
b. Air : survei dilakukan di PDAM, tarif rumah tangga yang menkonsumsi air bersih sebanyak 2.000 liter per bulan.
c. Transport : tarif angkutan dalam kota pulang pergi di daerah yang bersangkutan.
d. Harga tiket rekreasi disurvei di tempat rekreasi.
e. Potong rambut : di tukang cukur untuk pria dan salon untuk wanita.
f. Sewa kamar : Survei dilakukan untuk 1 (satu) kamar yang mampu menampung semua jenis KHL yang disepakati, dalam kondisi kamar kosong.
C. Waktu Survei
1. Survei dilakukan pada minggu I (pertama) setiap bulan.
2. Waktu survei ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga akibat perubahan kondisi pasar, misalnya antara lain saat menjelang bulan puasa dan hari raya keagamaan.
D. Responden
Responden yang dipilih adalah :
1. Pedagang yang menjual barang – barang kebutuhan secara eceran. Untuk jenis-jenis barang tertentu, dimungkinkan memilih responden yang tidak berlokasi di pasar tradisional, seperti meja/kursi, tempat tidur, kasur dan lain-lain.
2. Penyedia jasa seperti tukang cukur / salon, listrik, air dan angkutan umum.
3. Pemilihan responden perlu memperhatikan kondisi sebagai berikut:
a. Apakah yang bersangkutan berdagang pada tempat yang tetap / permanen / tidak berpindah – pindah;
b. Apakah yang bersangkutan menjual barang secara eceran;
c. Apakah yang bersangkutan mudah diwawancarai, jujur dan;
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 14
d. Responden harus tetap / tidak berganti – ganti.
E. Metode Survei Harga
Data harga barang dan jasa diperoleh dengan cara menanyakan harga barang seolah – olah petugas survei akan membeli barang, sehingga dapat diperoleh harga yang sebenarnya (harus dilakukan tawar menawar) Survei dilakukan terhadap tiga orang responden tetap yang telah ditentukan sebelumnya.
F. Penetapan Spesifikasi Jenis Kebutuhan (Parameter Harga)
1. Beras
Kualitas beras sedang adalah jenis beras yang biasa di konsumsi oleh masyarakat setempat.
2. Sumber protein :
a. Daging yang dipilih adalah daging sapi atau daging kerbau atau daging kambing atau daging ayam atau daging yang biasa di konsumsi oleh masyarakat setempat dengan kualitas sedang.
b. Ikan segar adalah ikan air tawar atau ikan laut yang biasa dikonsumsi masyarakat yang mudah didapat dan banyak dijual di pasar tradisional dengan kualitas baik.
c. Telur ayam adalah telur ayam ras.
3. Kacangan-kacangan
Kacang-kacangan adalah jenis kacang yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat termasuk hasil olahan, seperti tahu dan tempe. Satuan harga dapat berupa harga per potong, per bungkus, per satuan berat (gram), liter.
4. Susu bubuk
Susu bubuk adalah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Jika di daerah setempat jarang ditemukan susu bubuk, dapat diganti dengan susu cair yang setara.
5. Gula pasir
Gula pasir adalah gula pasir yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
6. Minyak goreng
Minyak goreng adalah minyak curah yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Harga satuan dapat dalam bentuk kilogram (kg) / liter.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 15
7. Sayuran
Sayuran yang mudah didapat dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat, seperti bayam, kangkung, kol, kacang panjang, sawi dan lain – lain. Penetapan satuan dapat per kg atau per ikat.
8. Buah – buahan
Buah – buahan setara pisang dan pepaya adalah buah-buahan yang biasa dikonsumsi dan mudah didapat oleh masyarakat setempat seperti jeruk lokal, semangka, dan lain-lain, dengan satuan per kg, per sisir atau per buah.
9. Karbohidrat lain
Sumber karbohidrat yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat dapat berupa mie instan atau mie kering, tepung terigu atau tepung beras dengan satuan per bungkus atau per kg.
10. Teh atau kopi
Teh celup yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Dalam hal di suatu daerah tidak terdapat teh celup, dapat diganti dengan teh yang biasa digunakan di daerah setempat dengan jumlah kebutuhan yang setara atau kopi bubuk yang dijual dalam bentuk sachet yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
11. Bumbu – bumbuan
Harga bumbu – bumbuan tidak perlu disurvei, cukup mengacu pada total nilai komponen makanan dan minuman, yaitu sebesar 15 % dari nilai komponen makanan dan minuman.
12. Celana panjang/rok/pakaian muslim
Bahan setara katun yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
13. Celana pendek
Bahan setara katun kualitas sedang yang biasa dipakai sehari-hari di rumah.
14. Ikat pinggang
Bahan dari kulit sintetis, polos dan tidak branded.
15. Kemeja lengan pendek/blu
Kemeja lengan pendek untuk pria dan blus untuk wanita, bahan setara katun yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 16
16. Kaos oblong/BH
Kaos oblong untuk kebutuhan pekerja pria, dan BH untuk pekerja wanita. Dipilih kaos oblong/ BH yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
17. Celana dalam
Terdiri dari celana dalam pria atau wanita dengan kualitas sedang yang biasa
digunakan oleh masyarakat setempat.
18. Sarung /kain panjang
Merk yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
19. Sepatu
Sepatu dari bahan kulit sintetis untuk pria atau wanita yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
20. Kaos kaki
Bahan dari katun, polyester, polos dengan kualitas sedang.
21. Perlengkapan pembersih sepatu :
a. Semir sepatu; Bahan padat yang digunakan untuk merapikan warna sepatu.
b. Sikat sepatu; Alat yang digunakan untuk merapikan warna sepatu.
22. Sandal jepit
Sandal jepit yang terbuat dari bahan karet yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
23. Handuk mandi
Ukuran 100 cm x 60 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
24. Perlengkapan ibadah :
a. Sajadah atau setara dengan harga sajadah, kualitas sedang yang biasa digunakan oleh masyarakat.
b. Mukenah atau setara dengan harga mukenah, kualitas sedang yang biasa digunakan oleh masyarakat.
c. Peci dan lain-lain sebagai penutup kepala yang digunakan untuk ibadah.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 17
b. Kebutuhan perlengkapan ibadah disesuaikan dengan kebutuhan ibadah pekerja/buruh di wilayah setempat.
25. Sewa kamar
Harga sewa kamar dalam kondisi kosong sederhana yang biasa ditempati oleh satu orang pekerja/buruh untuk satu bulan yang dapat menampung jenis KHL lainnya.
26. Dipan /tempat tidur
Dipan ukuran No. 3 (90 cm x 200 cm) polos dan diplitur, terbuat dari bahan kayu yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
27. Perlengkapan tidur:
a. Kasur terbuat dari bahan busa ukuran single bed dengan kualitas sedang yang biasa dipakai oleh masyarakat setempat.
b. Bantal terbuat dari bahan busa dengan kualitas sedang yang biasa dipakai oleh masyarakat setempat.
28. Seprei dan sarung bantal
Seprei dan sarung bantal yang terbuat dari bahan katun yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
29. Meja dan kursi
meja dengan 4 kursi, terbuat dari bahan plastik atau bahan kayu yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
30. Lemari pakaian
Terbuat dari kayu dengan kualitas sedang yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
31. Sapu
Sapu adalah sapu ijuk atau bahan lain yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
32. Perlengkapan makan:
a. Piring makan
Piring makan polos terbuat dari kaca yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
b. Gelas minum
Gelas minum putih polos yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 18
c. Sendok dan garpu dari bahan stainless yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
33. Ceret almunium
Ceret almunium ukuran diameter 25 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
34. Wajan almunium
Wajan almunium ukuran diameter 32 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
35. Panci almunium
Panci almunium ukuran diameter 32 cm yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
36. Sendok masak
Sendok dari bahan almunium yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
37. Rice cooker
Rice cooker 350 watt ukuran ½ liter yang digunakan untuk memasak
beras menjadi nasi dengan kualitas sedang. 8
38. Kompor dengan perlengkapannya:
a. Kompor gas 1 tungku dengan kualitas Standar Nasional Indonesia Selang dan regulator dengan kualitas Standar Nasional Indonesia
b. Tabung gas dengan kualitas standar Pertamina.
Dalam hal di suatu daerah belum mendapat distribusi kompor gas dan kelengkapannya serta tabung gas, maka dapat disepakati spesifikasi yang setara dengan kompor gas dan segala kelengakapannya serta tabung gas.
39. Gas Elpiji
Gas elpiji ukuran berat 3 kg dengan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) sebanyak 2 tabung per bulan. Dalam hal di suatu daerah belum mendapat distribusi gas elpiji, maka dapat disepakati spesifikasi yang setara dengan gas elpiji.
40. Ember plastik
Ember plastik dengan ukuran 20 liter yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
41. Gayung plastik
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 19
Bahan plastik dengan ukuran dan kualitas sedang.
42. Listrik
Listrik dengan daya 900 watt dengan 2 titik.
43. Bola lampu hemat energi
Bola lampu yang digunakan adalah bola hemat energi (LHE) atau 14 watt atau yang setara.
44. Air bersih
Standar PAM, biaya rekening PAM untuk pemakaian 2 meter kubik air untuk 1 bulan.
45. Sabun cuci pakaian
Sabun cream atau deterjen yang pada umumnya dipakai untuk mencuci pakaian yang biasa digunakan di daerah setempat.
46. Sabun cuci piring (sabun colek)
Sabun digunakan untuk mencuci peralatan masak dan makan adalah sabun colek atau yang biasa digunakan di daerah setempat.
47. Seterika
Seterika yang digunakan adalah seterika dengan 250 watt yang biasa digunakan masyarakat setempat.
48. Rak piring portable plastik
Rak piring portable terbuat dari plastik, digunakan untuk meletakkan / menyusun piring,gelas, dan sendok yang biasa digunakan masyarakat setempat.
49. Pisau dapur
Pisau dapur terbuat dari bahan stainless, yang biasa digunakan masyarakat setempat.
50. Cermin
Cermin dengan ukuran 30 cm x 50 cm yang biasa digunakan masyarakat setempat.
51. Bacaan/radio
Harga tabloid mingguan yang banyak beredar di daerah setempat, atau harga radio 4 band dan yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
52. Ballpoint/pensil
Alat tulis ballpoint/pensil yang biasa digunakan masyarakat setempat.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 20
53. Sarana kesehatan :
a. Pasta gigi
Produk lokal (tube 80 gram) yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
b. Sabun mandi
Produk lokal (ukuran 80 gram) yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
c. Sikat gigi
Produk lokal yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
d. Shampoo
Produk lokal (ukuran 100 ml) yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
e. Pembalut atau alat cukur
Pembalut dengan ukuran bungkus isi 10 atau 1 set alat cukur yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
54. Deodorant
Deodorant yang digunakan dengan kualitas 100 ml/g sesuai kebutuhan pekerja di daerah yang bersangkutan.
55. Obat anti nyamuk
Obat anti nyamuk bakar yang dijual dalam satuan dus dan yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
56. Potong rambut
Untuk pria di tempat tukang cukur, dan untuk wanita di salon yang sederhana/kecil.
57. Sisir
Alat untuk merapikan rambut dengan kualitas sedang.
58. Transport kerja dan lainnya
Angkutan umum yang biasa digunakan di daerah setempat, dengan tarif pulang pergi.
59. Rekreasi
Nilai rekreasi diukur dengan harga tiket satu kali masuk (bukan tiket terusan) ke arena tempat rekreasi/hiburan.
60. 60. Tabungan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 21
Dihitung 2 % dari total nilai jenis kebutuhan nomor 1 sampai dengan nomor 59
.
G. Penentuan Kualitas / Merk Setiap Jenis Barang dan Jasa
Untuk jenis barang kebutuhan yang kualitas dan harganya sangat bervariasi, seperti pakaian dalam, celana panjang/rok, kemeja, blus, handuk, sarung dan lain – lain, maka yang dipilih adalah kualitas sedang sesuai dengan kesepakatan tim survei.
III. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
A. Tahap pertama
Adalah mengisi kolom rata – rata dan kolom penyesuaian satuan pada lembaran kuisioner. Kolom rata – rata merupakan rata – rata dari harga 3 (tiga) responden. Sedangkan kolom penyesuaian satuan adalah untuk beberapa jenis barang kebutuhan yang satuannya tidak sama, seperti :
1. Bayam/kangkung/kacang panjang
Bayam, kangkung dan kacang panjang yang biasa dijual dengan satuan ikat. Jika harga 1 ikat = Rp. 500,- setelah ditimbang beratnya 0, 7 kg, maka harga per kg sama dengan Rp. 500,- : 0,7 = Rp. 714,
2. Pisang
Pisang merupakan salah satu jenis buah – buahan yang biasa dijual dalam satuan sisir. Untuk mendapatkan harga per kg, terlebih dahulu ditimbang berat pisang per sisirnya. Sebagai contoh, jika satu sisir pisang yang harganya Rp. 5.000, - dengan berat 1,2 kg, maka harga pisang per kg adalah Rp. 5. 000, - : 1,2 = Rp. 4.166 ,-
3. Tempe
Jika satu potong tempe harganya Rp. 2.000,- dan beratnya 0,5 kg, maka harga per kg adalah Rp. 2.000,- : 0,5 = Rp. 4.000,-
4. Tahu
Jika satu potong tahu harganya Rp.200,- dengan berat 0,5 ons (0,05 kg),
maka harga per kg menjadi Rp 200,- : 0,05 = Rp. 4.000,-
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 22
5. Kasur
Harga kasur dengan bahan busa.
6. Bantal
Harga bantal dengan bahan busa.
7. Sendok dan garpu
Harga 1 buah sendok ditambah harga 1 buah garpu merupakan harga 1 pasang.
8. Kebutuhan pria dan wanita
9. Ada beberapa jenis kebutuhan yang berbeda untuk pria dan wanita, sebagaimana dalam tabel dibawah ini :
No.
Pria
Wanita
1.
Celana panjang/ pakaian muslim
Rok/pakaian muslim
2
Kemeja
Blus
3
Kaos oblong
BH
4
Celana dalam pria
Celana dalam wanita
5
Sarung
Kain panjang
6
Sepatu pria
Sepatu wanita
7.
Cukur rambut
Salon
8.
Alat cukur
Pembalut
Untuk jenis kebutuhan tersebut, setelah diperoleh harga rata – rata dari 3 (tiga) responden, dicari lagi harga rata – rata kebutuhan pria dan wanita.
Khusus jenis kebutuhan pria dan wanita berupa celana panjang/rok/ pakaian muslim, dihitung sebagai berikut:
 Ditetapkan terlebih dahulu nilai pakaian muslim bagi wanita, yaitu harga gamis dijumlahkan dengan harga jilbab;
 Harga baju koko dipakai sebagai nilai pakaian muslim pria;
Selanjutnya nilai pakaian muslim bagi wanita dijumlahkan dengan nilai pakaian muslim bagi pria dan dibagi 2 (dua), ditetapkan sebagai nilai rata-rata pakaian muslim.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 23
Kemudian, harga celana panjang dijumlahkan dengan harga rok dan nilai rata-rata pakaian muslim, yang selanjutnya dibagi 3 (tiga) ditetapkan sebagai nilai rata-rata kebutuhan celana panjang/rok/pakaian muslim.
Untuk kebutuhan yang terdiri dari beberapa macam komoditi seperti daging (yang terdiri dari daging ayam dan daging sapi) atau ikan segar yang terdiri dari beberapa jenis ikan, setelah dihitung harga rata – rata dari 3 responden, dihitung lagi rata – rata dari harga daging sapi dan daging ayam, begitu juga untuk barang – barang kebutuhan lainnya seperti ; ikan, kacang – kacangan, sayuran, buah – buahan dan sumber karbohidrat.
Untuk mendapatkan biaya transport pergi pulang (PP) maka biaya transport dikalikan 2.
B. Tahap kedua
Adalah mengolah data dari lembar kuisioner untuk dimasukkan ke lembar form isian KHL sebagaimana Lampiran I Peraturan Menteri ini. Angka yang terdapat pada kolom rata – rata di lembar kuisioner dimasukkan ke kolom harga satuan pada lembar form isian KHL.
C. Tahap ketiga
Adalah pengolahan data untuk mendapatkan angka nilai sebulan pada form isian KHL (kolom terakhir). Untuk mencari nilai sebulan komponen makanan dan minuman relatif mudah, cukup dengan mengalikan angka yang terdapat pada kolom “jumlah kebutuhan“ dengan angka yang terdapat pada kolom harga per satuan. Sebagai contoh, jika harga beras per kg adalah sebesar Rp. 3.000, -, maka nilai sebulan adalah 10 x Rp. 3.000, - = Rp. 30.000, -.
Nilai sebulan untuk bumbu – bumbuan adalah 15 % dari total nilai komponen makanan dan minuman nomor 1 s/d 10.
Pengolahan data untuk komponen Sandang, Perumahan, Pendidikan, Kesehatan, Transportasi serta Rekreasi dan Tabungan dilakukan sebagai berikut :
Komponen Sandang :
1. Celana panjang/rok/pakaian muslim, Kemeja lengan pendek/blus, Kaos oblong/BH dan Celana dalam
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 24
Jumlah kebutuhan masing –masing 6 potong untuk 1 tahun.
Nilai sebulan = harga x 6/12
2. Celana Pendek.
Nilai sebulan = harga x 2/12
3. Ikat pinggang bahan kulit sintetis, polos, tidak branded.
Nilai sebulan = harga x 1/12
4. Sarung/Kain panjang.
Nilai sebulan = harga x 3/24
5. Sepatu
Kebutuhan sepatu untuk 1 tahun 2 pasang.
Nilai sebulan = harga x 2/12
6. Perlengkapan pembersih sepatu :
a. Semir Sepatu
Nilai sebulan = harga x 6/12
b. Sikat sepatu
Nilai sebulan = harga x 1/12
7. Sandal jepit
Nilai sebulan = harga x 2/12 14
8. Kaos kaki bahan katun, polyester, polos dengan kualitas sedang Nilai sebulan = harga x 4/12
9. Handuk mandi
Kebutuhan handuk mandi untuk 1 tahun, sebanyak 1 potong.
Nilai sebulan = harga x 1/12
10. Perlengkapan ibadah :
a. Sajadah
Nilai sebulan = harga x 1/12
b. Mukenah
Nilai sebulan = harga x 1/12
c. Peci, dll
Nilai sebulan = harga x 1/12
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 25
Komponen Perumahan :
1. Sewa kamar
Harga rata–rata pada kuisioner dapat langsung dimasukkan ke dalam form isian KHL, pemakaian sewa kamar adalah untuk 1 bulan
2. Dipan/tempat tidur, no. 3, polos
Kebutuhan dipan selama 4 tahun diperlukan 1 buah.
Nilai sebulan = harga x 1/48
3. Kasur busa
Kasur dipakai selama 4 tahun
Nilai sebulan = harga x 1/48
4. Bantal busa
Nilai sebulan = harga x 2/36
5. Seprei dan Sarung bantal
Kebutuhan seprei dan sarung bantal sebanyak 2 set untuk 1 tahun
Nilai sebulan = harga x 2/12
6. Meja dan Kursi
Kebutuhan meja dan kursi 1 set untuk pemakaian selama 4 tahun
Nilai sebulan = harga 1 set x 1/48
7. Lemari pakaian bahan kayu, kualitas sedang.
Nilai sebulan = harga x 1/48
8. Sapu ijuk, kualitas sedang
Nilai sebulan = harga x 2/12
9. Perlengkapan makan : Piring Makan, Gelas minum serta Sendok dan Garpu
Kebutuhan masing–masing sebanyak 3 buah untuk 1 tahun
Nilai sebulan = harga x 3/12
10. Ceret almunium
Kebutuhan ceret adalah1 buah untuk 2 tahun
Nilai sebulan = harga x 1/24
11. Wajan almunium
Kebutuhan wajan adalah1 buah untuk 2 tahun
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 26
Nilai sebulan = harga x 1/24
12. Panci almunium
Nilai sebulan = harga x 2/12
13. Sendok masak
Nilai sebulan = harga x 1/12
14. Rice cooker ukuran ½ liter
Nilai sebulan = harga x 1/48
15. Kompor Gas 1 tungku dan selang regulator , kualitas SNI
Nilai sebulan = harga x 1/24
16. Tabung Gas 3 kg, kualitas Pertamina
Nilai sebulan = harga x 1/60
17. Gas Elpiji @ 3 kg
Nilai sebulan = harga x 2
18. Ember plastik
Kebutuhan untuk 1 tahun sebanyak 2 buah.
Nilai sebulan = harga x 2/12
19. Gayung plastik
Nilai sebulan = harga x 1/12
20. Listrik dan Air
Untuk menghitung nilai listrik sebulan adalah biaya standard rekening listrik dengan daya 900 watt.
Untuk menghitung nilai air sebulan adalah biaya standard rekening PAM untuk pemakaian 2 meter kubik.
21. Bola Lampu Hemat Energi (LHE)
Nilai sebulan = Harga x 3/12 16
22. Sabun cuci pakaian
Kebutuhan sabun perbulan sebanyak 1,50 kg.
Nilai sebulan = harga x 1,5 kg
23. Sabun cuci piring
Nilai sebulan = harga x 1 bungkus kemasan 500 gr
24. Seterika 250 Watt
Nilai sebulan = harga x 1/48
25. Rak piring portable plastik
Nilai sebulan = harga x 1/24
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 27
26. Pisau dapur
Nilai sebulan = harga x 1/36
27. Cermin 30 x 50 cm
Nilai sebulan = harga x 1/36
Komponen Pendidikan
1. Bacaan/radio
Untuk mengetahui harga bacaan tabloid 4 eksemplar dalam sebulan adalah 4 kali harga 1 eksemplar. Untuk mengetahui biaya kebutuhan sebulan harga radio ukuran 4 band = harga x 1/48
2. Ballpoint/pensil
Nilai sebulan = harga x 6/12
Komponen Kesehatan
1. Sarana Kesehatan :
a. Pasta gigi, nilai sebulan = harga x 1
b. Sabun mandi, nilai sebulan = harga x 2
c. Sikat gigi, nilai sebulan = harga x 3/12
d. Shampoo 100 ml, nilai sebulan = harga x 1
e. Pembalut/alat cukur, nilai sebulan = harga x 1
2. Deodorant 100 ml/g, nilai sebulan = harga x 6/12
3. Obat anti nyamuk bakar, nilai sebulan = harga x 3
4. Potong rambut, nilai sebulan = harga x 6/12
5. Sisir, nilai sebulan = harga x 2/12
Komponen Transportasi
Nilai transport kerja sebulan = harga x 30 PP
Komponen Rekreasi dan Tabungan
Rekreasi, nilai sebulan = harga x 2/12
Tabungan, nilai sebulan = 2 % x (jumlah nomor 1 s/d 60)
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 28
D. Tahap keempat
Adalah menghitung jumlah nilai komponen Kelompok I s/d Kelompok VII
1. Nilai komponen Makanan dan Minuman merupakan jumlah dari nilai jenis kebutuhan nomor 1 s/d 11.
2. Nilai komponen Sandang merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan nomor 12 s/d 24.
3. Nilai komponen Perumahan merupakan penjumlahan dari nilai jenis kebutuhan nomor 25 s/d 50.
4. Nilai komponen Pendidikan adalah nilai jenis kebutuhan nomor 51 dan 52.
5. Nilai komponen Kesehatan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan nomor 53 s/d 57.
6. Nilai komponen Transportasi adalah nilai jenis kebutuhan nomor 58.
7. Nilai komponen Rekreasi dan Tabungan merupakan penjumlahan nilai jenis kebutuhan nomor 59 dan 60.
E. Tahap Kelima
Adalah menghitung total nilai KHL dengan cara menjumlahkan nilai Komponen I + Komponen II + Komponen III + Komponen IV + Komponen V + Komponen VI + Komponen VII.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 29
I. Mekanisme proses penetapan Upah Minimum berdasarkan standar KHL dilakukan:
1. Ketua Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota membentuk tim survei yang anggotanya terdiri dari unsur tripartit: perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi.
2. Berdasarkan Kepmen No. 17 tahun 2005 yang mengatur standar KHL, tim survei Dewan Pengupahan melakukan survei harga untuk menentukan nilai harga KHL yang nanti hasilnya akan diserahkan kepada kepala daerah (Gubernur dan atau Bupati/Walikota) masing-masing.
3. Survei dilakukan setiap satu bulan sekali dari bulan Januari s/d September , sedang untuk bulan Oktober s/d Desember dilakukan prediksi dengan membuat metode least square. Hasil survei tiap bulan tersebut kemudian diambil rata-ratanya untuk mendapat nilai KHL.
4. Nilai KHL ini akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penetapan upah minimum yang berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Upah bagi pekerja dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja atau serikat pekerja dengan pengusaha di perusahaan bersangkutan.
5. Berdasarkan nilai harga survei itu, Dewan Pengupahan juga mempertimbangkan faktor lain seperti: produktivitas, pertumbuhan ekonomi, usaha yang paling tidak mampu, kondisi pasar kerja dan saran/pertimbangan dari Dewan Pengupahan Provinsi/Kabupaten/Kota.
6. Gubernur nantinya akan menetapkan besaran nilai upah minimum. Penetapan Upah Minimum ini dilakukan 60 hari sebelum tanggal berlakunya yaitu setiap tanggal 1 Januari.
Komponen Upah Minimum adalah :
Upah Minimum = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap
Dalam Undang-Undang, ada 3 (tiga) komponen upah yaitu gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.
Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-07/Men/1990 tentang Pengelompokan Upah dan Pendapatan Non Upah :
a. Gaji Pokok
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 30
Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary) yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
b. Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian prestasi kerja tertentu (penjelasan pasal 94 UU No. 13/2003). Tunjangan tetap tersebut dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti tunjangan isteri dan/atau tunjangan anak, tunjangan perumahan, tunjangan daerah tertentu.
c. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan Tidak Tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.
Upah minimum TIDAK setara dengan gaji pekerja tiap bulannya (gaji pokok+tunjangan tetap+tunjangan tidak tetap) karena Apabila kita merujuk ke Pasal 94 Undang-Undang (UU) no.13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja, komponen Upah Minimum hanya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Tunjangan tidak tetap tidak termasuk dalam komponen Upah Minimum. Besarnya gaji pokok sekurang-kurangnya harus sebesar 75 % dari jumlah Upah Minimum.
UPAH MINIMUM = GAJI POKOK (75% dari Upah Minimum) + TUNJANGAN TETAP (25% dari Upah Minimum)
Contoh : Upah Minimum Provinsi Jakarta sebesar Rp. 1.529.150. Apabila Anda bekerja di DKI Jakarta, perusahaan dilarang membayar pekerja tersebut dengan upah yang lebih rendah dari Rp 1.529.150. Perusahaan juga harus memberikan gaji pokok sekurang-kurangnya 75% dari Rp. 1.529.150 yakni sebesar Rp. 1.146.862. Jadi apabila gaji keseluruhan Anda Rp. 1.600.000 (yang notabene lebih besar dari UMP Jakarta) akan tetapi gaji pokok Anda hanya sebesar Rp. 900.000 (kurang dari 75% UMP Jakarta) maka Anda telah dibayar dibawah Upah Minimum DKI Jakarta.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 31
Pada prakteknya, sering kali jumlah tunjangan menjadi lebih besar dari gaji pokok yang diterima oleh seorang pekerja. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan salah pengertian di dalam hubungan kerja yang akhirnya akan dapat mengganggu hubungan antara pengusaha dengan pekerja.
Karena tunjangan yang diberikan besar maka jumlah gaji keseluruhan (take home pay) dirasa telah melebihi Upah Minimum, padahal Upah Minimum hanya terdiri dari Gaji pokok + tunjangan tetap saja.
2.2 KONSEP DASAR GIZI PEKERJA
A. PENGERTIAN
Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
Penyakit Gizi Kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja.
Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja.
Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya yang digunakan).
B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI TENAGA KERJA
1. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.
Pengelompokan aktivitas atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 32
2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil, menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.
3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan – bahan kimia, parasit dan mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.
C. FAKTOR – FAKTOR PENENTU KEBUTUHAN GIZI
1. Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan)
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari – hari
5. Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui)
6. Lingkungan kerja.
D. Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja
Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 33
pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Tabel 2. Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis Kelamin dan Aktivitas Fisik*
(Sumber : berdasarkan AKG 2004)
Kebutuhan energi selama bekerja (8 Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila diterjemahkan kedalam menu menjadi kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kebutuhan energi dan protein selama bekerja (8 jam)
* berdasarkan AKG 2004
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 34
E. Kecukupan Gizi menurut Kondisi Khusus Pekerja
Skema Kondisi Khusus Pekerja
Kondisi fisiologis
Selama Kehamilan : untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1, sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.
Selama Menyusui: untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama, seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan 550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.
Kondisi tertentu
Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi
dengan dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun. Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari.
Kelebihan Berat Badan: perlumelakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak mengandung serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 35
teratur dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah olahraga aerobik karena dapat membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-30 menit karena dengan durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi.
Kondisi di tempat kerja
Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.
Risiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah:
1. Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi sayur dan buah.
2. Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja yang mengalami gangguan psikologis.
3. Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.
4. Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 36
F. Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja
Setelah mengetahui kebutuhan energi (kalori), perlu dipikirkan cara memenuhi kebutuhan tersebut dalam menu pekerja sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang (WNPG VIII, 2004), yaitu : Karbohidrat (50-65% dari total energi), Protein (10-20% dari total energi), Lemak (20-30% dari total energi).
Kebutuhan energi diterjemahkan ke dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar bahan makanan penukar. Pemberian makanan utama di tempat kerja dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah kerja) diselingi pemberian kudapan (makanan selingan).
Berikut adalah standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan kategori aktivitas fisik :
Standar porsi makanan pekerja laki-laki dan perempuan selama bekerja (8 jam)
Catatan:
 Berat ini adalah berat bersih bahan mentah yang dapat dimakan, tidak termasuk tulang, cangkang, kulit, batang dan bagian-bagian lain yang tidak dapat dimakan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 37
 Ukuran adalah berdasarkan daftar satuan penukar
(Lampiran3)
Contoh Menu Makanan Bagi Pekerja Selama Bekerja (8 jam)
sumber : http://www.gizikia.depkes.go.id
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 38
BAB III
STUDY LAPANGAN
UMP JAWA TIMUR 2015
3.1 UMK 2015 Di Wilayah Surabaya
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya masyarakat pekerja Gubernur Jatim Soekarwo telah mengesahkan UMK 2015 di 38 kabupaten/kota se-Jatim pada tanggal 21 November 2014. Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 72 tahun 2014, UMK tertinggi ditempati Kota Surabaya sebesar Rp 2.710.000 dan terendah Kabupaten Magetan sebesar Rp 1.150.000 (Lihat Lampiran 1)
Dengan disahkannya Peraturan Gubernur nomor 72 tahun 2014, maka UMK Kota Surabaya yang awalnya Rp. 2.200.000 pada 2014 naik sebesar Rp. 2.710.000, lebih tinggi dibandingkan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta yang hanya Rp 2.700.000 atau selisih Rp 10.000. Penetapan UMK Surabaya yang dinilai terlalu tinggi kenaikannya menyebabkan adanya keberatan dari pengusaha di Jawa Timur yang tergabung dalam APINDO. Mereka menilai kenaikan UMK terlalu tinggi hingga mencapai 23 % dimana sebenarnya kemampuan pengusaha hanya kisaran 10-11 % saja.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia sejauh ini terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Status sosio ekonomi juga mendukung status gizi yang baik, kemampuan ekonomi yang baik akan mendukung ketersediaan pangan yang baik untuk proses pertumbuhan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 39
Kenaikan UMK 2015 yang sangat signifikan di kota surabaya tentunya telah melalui survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) oleh Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi. Nilai UMK 2015 yang berpedoman pada KHL merupakan dasar pertimbangan utama dalam perumusan upah minimum, namun KHL bukan satu satunya faktor dalam mempertimbangkan penetapan upah minimum, masih ada empat faktor lain yaitu produktivitas, pertumbuhan ekonomi, kemampuan usaha marginal dan kondisi pasar kerja. Namun keempat faktor tersebut masih bersifat kualitatif sedangkan KHL merupakan faktor yang bersifat kuantitatif oleh karena itu dalam menetapkan nilai KHL yang akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penetapan upah minimum haruslah tepat dan akurat.
Berdasarkan Permenakertrans No 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak, maka penulis dapat menganalisa kesesuaian UMK kota Surabaya di pasar-pasar tradisional wilayah surabaya (Pasar Wonokromo & Pasar PIOS Yosowilangun) dengan 60 jenis komponen kebutuhan hidup layak (KHL) sesuai dengan harga pasaran di kota surabaya. Pasar Wonokromo merupakan sentral pasar di wilayah surabaya selatan dan pasar PIOS Yosowilangun merupakan pasar Induk Surabaya bagian Barat dimana dari kedua pasar tersebut kami berharap bisa mendapatkan harga yang sesuai dan dapat mewakili harga pasaran wilayah kota Surabaya.
KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK UNTUK PEKERJA LAJANG
DALAM SEBULAN DENGAN 3.000 K KALORI PER HARI
WILAYAH KOTA SURABAYA
2015
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
I
MAKANAN DAN MINUMAN
1
Beras Sedang
Sedang
10 kg
Kg
8.000
80.000
2
Sumber Protein :
a. Daging
Sedang
0.75 kg
Kg
100.000
75.000
b. Ikan Segar
Baik
1.2 kg
Kg
60.000
72.000
c. Telur Ayam
Telur ayam ras
1 kg
Kg
18.500
18.500
3
Kacang-kacangan : tempe/tahu
Baik
4.5 kg
Kg
15.000
67.5.00
4
Susu bubuk
Sedang
0.9 kg
Kg
50.000
45.000
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 40
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
5
Gula pasir
Sedang
3 kg
Kg
10.000
30.000
6
Minyak goreng
Curah
2 kg
Kg
9.000
18.000
7
Sayuran
Baik
7.2 kg
Kg
4.000
28.800
8
Buah-buahan (setara pisang/pepaya)
Baik
7.5 kg
Kg
15.000
112.500
9
Karbohidrat lain (setara tepung terigu)
Sedang
3 kg
Kg
12.000
36.000
10
Teh atau Kopi
Celup/Sachet
2 Dus isi 25 = 75 gr
Dus isi 25
7.500
15.000
11
Bumbu-bumbuan
Nilai 1 s/d 10
15%
75 gr
575.800
86.400
JUMLAH
684.700
II
SANDANG
12
Celana panjang/ Rok/Pakaian muslim
Katun/sedang
6/12 potong
150.000
75.000
13
Celana pendek
Katun/sedang
2/12 potong
Potong
75.000
12.500
14
Ikat Pinggang
Kulit sintetis, polos, tidak branded
1/12 buah
Potong
100.000
8.500
15
Kemeja lengan pendek/blouse
Setara katun
6/12 potong
Potong
100.000
50.000
16
Kaos oblong/ BH
Sedang
6/12 potong
Potong
25.000
12.500
17
Celana dalam
Sedang
6/12 potong
Potong
20.000
10.000
18
Sarung/kain panjang
Sedang
1/12 helai
Potong
150.000
12.500
19
Sepatu
Kulit sintetis
2/12 pasang
Pasang
150.000
25.000
20
Kaos Kaki
Katun, Polyester, Polos, Sedang
4/12 pasang
Pasang
15.000
5.000
21
Perlengkapan pembersih sepatu
Paket
a. Semir sepatu
Sedang
6/12 buah
12.000
6.000
b. Sikat sepatu
Sedang
1/12 buah
6.000
500
22
Sandal jepit
Karet
2/12 pasang
Pasang
14.000
2.300
23
Handuk mandi
100cm x 60 cm
2/12 potong
Buah
60.000
5.000
24
Perlengkapan ibadah
Set
a. Sajadah
Sedang
1/12 potong
Buah
40.000
3.300
b. Mukena
Sedang
1/12 potong
Buah
75.000
6.250
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 41
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
c. Peci,dll
Sedang
1/12 potong
Buah
40.000
3.300
JUMLAH
237.650
III
PERUMAHAN
25
Sewa kamar
dapat menampung jenis KHL lainnya
1 bulan
600.000
600.000
26
Dipan/ tempat tidur
No.3, polos
1/48 buah
Buah
1.500.000
31.250
27
Perlengkapan tidur
a. Kasur busa
Busa
1/48 buah
Buah
500.000
10.500
b. Bantal busa
Busa
2/36 buah
Buah
30.000
1.700
28
Sprei dan sarung bantal
Katun
2/12 set
Buah
100.000
16.800
29
Meja dan kursi
1 meja/4 kursi
1/48 set
Set
2.500.000
52.000
30
Lemari pakaian
Kayu sedang
1/48 buah
Buah
3.000.000
62.500
31
Sapu
Ijuk sedang
2/12 buah
Buah
20.000
3.400
32
Perlengkapan makan
a. Piring makan
Polos
3/12 buah
Buah
10.000
2.500
b. Gelas minum
Polos
3/12 buah
Buah
4.000
1.000
c. Sendok garpu
Sedang
3/12 pasang
Buah
8.000
2.000
33
Ceret aluminium
Ukuran 25 cm
1/24 buah
Buah
75.000
6.250
34
Wajan aluminium
Ukuran 32 cm
1/24 buah
Buah
80.000
3.400
35
Panci aluminium
Ukuran 32 cm
2/12 buah
Buah
60.000
10.000
36
Sendok masak
Alumunium
1/12 buah
Buah
15.000
1.250
37
Rice Cooker ukuran 1/2 liter
350 watt
1/48 buah
Buah
250.000
5.200
38
Kompor dan perlengkapannya
Set
a. Kompor 1 tungku
SNI
1/24 buah
Buah
200.000
8.400
b. Selang & regulator
SNI
1/24 buah
Set
150.000
6.250
c. Tabung Gas 3kg
Pertamina
1/60 buah
Buah
100.000
1.700
39
Gas Elpiji
3kg
2 tabung
Buah
15.000
30.000
40
Ember plastik
Isi 20 liter
2/12 buah
Buah
15.000
1.250
41
Gayung plastik
Sedang
1/12 buah
Buah
6.000
500
42
Listrik
900 watt
1 bulan
100.000
100.000
43
Bola lampu hemat energi
14 watt
3/12 buah
Buah
15.000
3.750
44
Air Bersih
Standar PAM
2 meter
Kubik
25.000
50.000
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 42
No
Komponen
Kualitas/Kritera
Jumlah Kebutuhan
Satuan
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Sebulan
(Rp)
kubik
45
Sabun cuci pakaian
Cream/deterjen
1.5 kg
Kg
12.000
18.000
46
Sabun cuci piring (colek)
500 gr
1 buah
Gr
5.000
5.000
47
Setrika
250 watt
1/48 buah
Buah
250.000
5.200
48
Rak portable plastik
Sedang
1/24 buah
Buah
35.000
1.500
49
Pisau dapur
Sedang
1/36 buah
Buah
15.000
500
50
Cermin
30 x 50 cm
1/36 buah
Buah
50.000
1.400
JUMLAH
1.043.200
IV
PENDIDIKAN
51
Bacaan/radio
Tabloid/4 band
4 buah/ (1/48)
700.000
14.600
52
Ballpoint/pensil
Sedang
6/12 buah
3.000
1.500
JUMLAH
16.100
V
KESEHATAN
53
Sarana Kesehatan
a. Pasta gigi
80 gram
1 tube
Tube
8.000
8.000
b. Sabun mandi
80 gram
2 buah
Buah
3.000
6.000
c. Sikat gigi
Produk lokal
3/12 buah
Buah
8.000
2.000
d. Shampo
Produk lokal
1 botol 100 ml
Botol/ml
10.000
10.000
e. Pembalut atau alat cukur
Isi 10
1 dus/set
Dus
14.000
14.000
54
Deodorant
100ml/g
6/12 botol
Buah
15.000
7.500
55
Obat anti nyamuk
Bakar
3 dus
Dus
9.000
27.000
56
Potong rambut
Di tukang cukur/salon
6/12 kali
Kali
15.000
7.500
57
Sisir
Biasa
2/12 buah
Buah
4.000
700
JUMLAH
82.700
VI
TRANSPORTASI
58
Transportasi kerja dan lainnya
Angkutan umum
30 hari (PP)
20.000
600.000
JUMLAH
600.000
VII
REKREASI DAN TABUNGAN
59
Rekreasi
Daerah sekitar
2/12 kali
1 tiket
90.000
15.000
60
Tabungan
(2% dari nilai 1 s/d 59)
2%
2.657.000
53.000
JUMLAH (I + II + III + IV + V + VI + VII)
2.732.500
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 43
Dari analisis antara harga lapangan di wilayah kota Surabaya dengan 60 jenis komponen KHL, didapatkan nilai sebesar Rp. 2.732.500. hal tersebut tidak beda jauh dengan UMK yang telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi jawa timur. Namun upaya pemenuhan gizi pekerja tidaklah hanya dinilai dari kesesuaian gaji saja, karena dalam aplikasinya pekerja masih belum mampu mencukupi kebutuhan hidupnya atau bisa dikatakan seorang pekerja berada pada strata ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentunya dipengaruhi banyak faktor misalnya pekerja yang menghidupi banyak anggota keluarga. Bagi pekerja lajang upah yang didapatkan mungkin sudah lebih dari cukup untuk memenuhi biaya hidupnya. Namun berbeda lagi jika pekerja tersebut sudah berkeluarga dan mempunyai beberapa orang anak. Upah yang telah di dapat akan diatur sebagaimana mungkin agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Hal ini juga memicu buruknya gizi pekerja dibandingkan UMK yang telah di dapat. Jika kita analisis dari Nilai yang di dapat dari faktor makan dan minum sesuai Komponen KHL di wilayah surabaya sebesar Rp. 684.700 untuk pemenuhan gizi seorang pegawai. Dari nilai tersebut bisa kita dapatkan setiap harinya, seorang pegawai harus mampu memenuhi kecukupan gizinya dengan harga Rp. 22.000/ hari atau Rp. 7.300/ porsi, mengingat kebutuhan dan pola kebiasaan masyarakat kita adalah makan 3x / hari. Dari harga yang kita dapatkan tersebut, jika kita kurs kan dengan harga makanan di kaki lima di pinggiran surabaya, maka akan di dapatkan 1 porsi nasi dengan lauk tahu/tempe penyet dengan satu gelas es teh.berbeda lagi jika pekerja lajang tersebut mau memasak sendiri, misal per hari @ 20.000 maka dalam sebulan dia membutuhkan uang sebesar Rp. 600.000 untuk memenuhi gizinya. Berbeda lagi juga jika pekerja tersebut berkeluarga, semisal satu keluarga terdiri dari 4 orang (ayah, ibu, dan 2 orang anak). Komponen nilai makan dan minum sebesar Rp. 684.700 harus bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi satu keluarga. Dari survey tersebut dapat kita katakan pemenuhan gizi pekerja yang di dapatkan dari komponen makanan yang ada di KHL sangat jauh dari kata cukup.
Dari hasil survey KHL diatas, angka pemenuhan gizi pekerja kurang lebih 20% dari UMK yang ada. Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Perbaikan dan
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 44
peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja.
Makanan dan minuman yang sehat, cukup dan bergizi adalah faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Energi dalam tubuh bersumber dari makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi, berguna untuk membangun dan menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi energi, serta memelihara tubuh. Tenaga Kerja yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi serta didukung oleh gaya hidup yang teratur serta istirahat yang cukup akan menunjang produktivitasnya.(Ravianto, 1990)
Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Penilaian status gizi pekerja juga perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri. Kebutuhan gizi terutama energi juga dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa dari standar pemenuhan gizi pekerja yang tertera dalam komponen hidup layak masih jauh dari kata cukup. Perbaikan dan peningkatan gizi wajib dilakukan dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Pekerja juga harus mempunyai pengetahuan tentang kebutuhan energi (kalori), agar dapat memperkirakan cara memenuhi kebutuhan makanan dalam menu sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta zat-zat lain Sdalam tubuh perlu diperhatikaSn proporsinya agar seimbang.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 45
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Gizi Kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya
2. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja
3. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tenaga kerja sangat tergantung dari jumlah tenaga yang dikeluarkan untuk melakukan suatu jenis pekerjaan
4. Dari analisis antara harga lapangan di wilayah kota Surabaya dengan 60 jenis komponen KHL, didapatkan nilai sebesar Rp. 662.200 untuk pemenuhan gizi seorang pegawai
5. Dari survey lapangan, pemenuhan gizi pekerja yang di dapatkan dari komponen makanan yang ada di KHL sangat jauh dari kata cukup
6. Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan, dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
7. Makanan dan minuman yang sehat, cukup dan bergizi adalah faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Energi dalam tubuh bersumber dari makanan dan minuman
8. Makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi, berguna untuk membangun dan menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi energi, serta memelihara tubuh.
TUGAS GIZI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT URINDO 2015 / Page 46
DAFTAR PUSTAKA
Ari Agung, I Gusti Ayu. Pengaruh Perbaikan Gizi Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Patria Untag.Surabaya.
Ermayani, 2014. Gizi dan Produktivitas Kerja. (Online). (http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/40608/3/Chapter%20II.pdf, diakses tanggal 05 Januari 2015).
Maas T, Linda. Masalah Gizi dalam Kaitannya dengan Ketahanan Fisik dan Produktivitas Kerja. USU.
Pamungkas, Anggar 2013. Aspek gizi terhadap penetapan garis kemiskinan dan upah minimum (Online).http://anggaru208.blogspot.com/2013/01/ekonomi-pangan-dan-gizi-tugas.html. Diakses tanggal 05 Januari 2015.
Ginting, Surita SKM, M.Kes. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Status Gizi Pekerja (Jurnal). http://uda.ac.id/jurnal/files/JURNAL%20dosen%20luar%20-fik1.pdf. Diakses tanggal 06 Januari 2015
Marsetyo, H dan G. Kartasapoetra. 2001. Ilmu Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.
Rachmad Soegih, Savitri Sayogo, Erina. 1987. Perbandingan Effek Makan Siang dari Kantin dan makan Siang Kemasan Khusus pada Pekerja Pabrik. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12. Jakarta.
Sri Handajani. 1996. Pangan, Gizi dan Masyarakat. Sebelas Maret University Press. Solo.2009

Posted By aisty derajat 09.28

Selasa, 15 April 2014

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN " KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL DAN ULANG "

Filled under:









                                                     
 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

             Angka kematian ibu (AKI) telah terjadi penurunan sekitar 25% menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1997) dalam dekade 1986-1997. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) menurun cukup tajam melalui berbagai intervensi namun hasilnya belum sesuai dengan harapan (dari 145/1000 kh pada 1967 menjadi 52/1000 kh pada 1997). Data tersebut menunjukan AKI dan AKB masih tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
            Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup. Bila mengacu pada ektrapolasi biro pusat statistik maka kecenderungan penurunan AKI telah mengarah jalur yang di inginkan yaitu 265 dan 248/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 2007 walaupun interpretasi secara global menyebutkan bahwa perjalanan menuju target MDG 2015 masih di luar jalurnya. 
            Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh pendarahan pasca persalinan, eklampsi, sepsis dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.
            Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut adalah Antenatal Care. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).
Pelayanan antenatal merupakan  pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Oleh sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul ”Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Kunjungan Ulang”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

A.  Apa yang dimaksud kunjungan awal?
B.  Apa saja yang dikaji dalam kunjungan awal?
C.  Apa yang dimaksud kunjungan ulang?
D. Apa saja yang dikaji dalam kunjungan ulang?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL DAN KUNJUNGAN ULANG yaitu:
A.    Mengetahui apa yang dimaksud kunjungan awal
B.     Mengetahui apa saja yang dikaji dalam kunjungan awal
C.     Mengetahui apa yang dimaksud kunjungan ulang
D.    Mengetahui apa saja yang dikaji dalam kunjungan ulang






BAB II
PEMBAHASAN


A. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Tujuan Kunjungan adalah sebagai berikut:
1.      Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2.      Mendeteksi masalah yang dapat diobati
3.      Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4.      Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5.      mendorong perilaku yang sehat. 

a.       Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil
1.      Riwayat Kesehatan Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit.
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.
a.       Sosial
1.      Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.
2.      Situasi tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit.

3.      Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
4.      Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.
5.      Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
6.      Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
7.      Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan.Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.
8.      Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.

9.      Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan:
a.       Merokok
b.      Alkohol
c.       Obat terlarang dan obat rekreasional
10.  Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.

b.      Riwayat Kebidanan
1.      Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.
2.       Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan: Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
Persalinan:Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
Nifas:Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
Anak:Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.
3.      Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.
4.      Riwayat obstetric
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
5.      Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.
6.      Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
a.       Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
b.      Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos
c.       Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
d.      Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.

c.       Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.
d.      Penyakit
1.      Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).
2.      Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik.
3.      Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.
4.      Penyakit yang Menyertai Kehamilan
a.       Kehamilan disertai penyakit jantung
Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Keluhan utama yang dikemukakan :
1.      Cepat merasa lelah
2.      Jantung nya berdebar-debar
3.      Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)
4.      Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5.      Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
b.      Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.
c.       Penyakit paru-paru dan kehamilan
Sikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya. Pada penyakit batuk menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan hamilsampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan. Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara, ekstremitas dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.

2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Pemeriksaan fisik umum
1.      Tinggi badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
2.      Berat badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada eanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat. Selama bertahun-tahun banyak saran telah diajukan tentang penambahan berat ideal pada wanita hamil. Salah satu sumber pedoman terbaru dari Institute of Medicine menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk menentukan penambahan berat yang direkomendasikan. IMT diperoleh dengan menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya saat hamil (Apendiks K).
3.      Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
b.      Kepala dan leher
1.      Edema di wajah
2.      Ikterus pada mata
3.      Mulut pucat
4.      bibir pecah-pecah
5.      Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid

c.       Tangan dan kaki
1.      Edema pada jari tangan
2.      Kuku jari pucat
3.      Varices vena
4.      Refleks
d.      Payudara
1.      Ukuran, simetris
2.      puting payudara: masuk/menonjol
3.      keluarnya kolostrum atau cairan lain
4.      retraksi, dimpling
5.      massa
6.      nodul axilla
e.       Abdomen
1.      Luka bekas operasi
2.      Tinggi fundus uteri
3.      Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)
4.      DJJ (jika> 18 minggu)
f.       Genital luar
1.      Varices
2.      Perdarahan
3.      Luka
4.      Cairan yang keluar
5.      Pengeluaran dari uretra dan skene
6.      Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluar
g.      Genital dalam
1.      Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup/membuka
2.      Vagina  : cairan yang keluar, luka, darah
3.      Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I)
4.      Uterus  : ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada TW I)

3.      Pemeriksaan Panggul
Tanda-tanda menimbulkan perasangka panggul sempit ialah :
1.      Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
2.      Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata persalinan-persalinan yang dulu sukar (riwayat obstetric yang jelek).
3.      Jika terdapat kelainan letak hamil tua.
4.      Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kyphose, scoliose, kaki pendek sebelah/pincang, cebol.
5.      Kalau ukuran-ukuran luar sempit.
Jika ada prasangka panggul sempit baiknya dikonsulkan kepada seorang dokter ahli. Kita biasanya memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan toucher karena ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir.
a.  Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan, yang diperiksa ialah :
1.      Conjugate diagonalis.
2.      apakah lineainnominata teraba seluruhnya/hanya sebagian.
3.      Keadaan sacrum apakah concaaf dalam arah atas bawah dari kiri k kanan.
4.      Keadaan dinding samping panggul apakah lurus/convergent.
5.      Apakah spinae ischiadicae menonjol
6.      Keadaan os pubis adakah exostose
7.      Keadaan arcus pubis.
b.  Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi:
1.      Panggul sempit, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah.
2.      Panggul sedang, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg.
3.      Panggul luas, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5 kg s/d 3,9 kg.
c.  Ukuran panggul rata-rata dan terkategori normal:
1.      Pintu atas panggul (pelvic inlet) minimal memiliki diameter 22 cm.
2.      Pintu tengah panggul (mid pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm.
3.      Pintu bawah panggul, panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm.
d.      Panggul Luar :
1.      Distansia Spinarum: Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan, normalnya 23-26 cm
2.      Distansia Cristarum: Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri, normalnya 26-30 cm
3.      Conjugata Eksterna: Jarak antara pinggir atas sympisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V, normalnya 18-20 cm
4.      Lingkar Panggul: Dari pinggir atas sympisis  ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yamg lain, normalnya 80-90 cm
e.       Panggul Dalam :
1.      Conjugata Diagonalis
2.      Promontorium, Linea Innominata
3.      Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis
4.      Arkus Pubis, Mobilitas Tulang Coccygeus

4.      Pemeriksaan Laboratorium
            Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati pasien. Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit (keluhan dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter pada kemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong. Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutama pada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupa kemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selalu dapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain. Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasi uji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satu dari alasan-alasan berikut ini:
1.      Untuk menunjang diagnosis klinis
2.      Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
3.      Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
4.      Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
5.      Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)
            Dari lima hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut:
1.      Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2.      Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat  terjadi.
3.      Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
4.      Membantu pemantauan pengobatan
5.      Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien.
6.      Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan  agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
7.      Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
8.      Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Berikut ini merupakan beberapa contoh Pemeriksaan Laboratorium, yaitu :
1.      Pemeriksan laboratorium dilakukan melalui prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita, yang dapat berupa darah, urine (air kencing), faeces, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy.
2.      Pemeriksaan Hematologi, dapat berupa: Panel pemeriksaan demam, untuk mengetahui adanya penyakit infeksi yang dapat menimbulkan demam.
3.      Pemeriksaan fungsi hati dan pertanda hepatitis, untuk mengetahui adanya radang hati dan adanya gangguan pada fungsi hati
4.      Pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan kimia darah, untuk faal ginjal
5.      Pemeriksaan metabolisme gula, untuk diagnosis dan follow up kadar gula darah
6.      Pemeriksaan metabolisme lemak, untuk mengetahui kadar lemak darah untuk mendeteksi resiko terhadap kejadian penyakit.
7.      Pemeriksaan elektrolit darah
8.      Pemeriksaan Imunoserologi
9.      Pemeriksaan Radiologi: meliputi pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG), computed tomography (CT Scan), magnetic resonance imaging (MRI), intravenous pyelography (IVP), dan sebagainya. Dengan berbagai macam pemeriksaan radiologi ini dapat diketahui adanya anomali organ, massa, peradangan, perdarahan, sampai pada penilaian fungsi ekskresi dan kerusakan struktur organ.
10.  Pemeriksaan urine
11.  Pemeriksaan laboratorium pada kehamilan, pemeriksaan laboratorium pra-nikah
12.  Pemeriksaan feses
13.  Pemeriksaan analisa cairan otak
14.  Pemeriksaan analisa getah lambung, duodenum, dan cairan empedu
15.  Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti analisa sperma, batu empedu, cairan pleura, batu ginjal, sputum.
            Perlu diingat bahwa penentuan diagnosis suatu penyakit harus dilihat pada penemuan klinis yang didapat, bukan hanya dari pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium hanya sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis suatu penyakit.

5.      Pengkajian Emosional
a.       Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah. Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil. Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik. Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
b.      Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan. Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik. Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya.
c.       Trimester tiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:
1.      Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu
2.      Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi yang lebih terbuka
3.      Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda
4.      Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan
5.      Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan anda
6.      Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain. 

b.      Pengkajian Fetal
1.      Gerakan Janin
a.       Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,dimana gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim. Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan34-36minggu bagi wanita yang berisiko rendah mengalami insufisiensi utero plasenta. Sedangkan pada wanita yang faktor resikonya telah diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukan normalitas.Gerakan janin pada grimigravida dirasakan pada kehamilan 18minggu, sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.
b.      Hal yang mempengaruhi gerakan janin
a.       Kapan gerakan muncul
b.      Usia kandungan
c.       Kadar glukosa
d.      Stimulus suara
e.       Status prilaku janin
f.        Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok 
g.       Hipoksia
h.      Asidemia
i.        Polihidramnion
j.        Oligohidramnion
c.       Cara menghitung gerakan janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan aktifitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu menaruh perhatian terhadap hal ini.Anjurkan klien untuk fokus pada aktifitas janin selama periode waktusatu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik,dan asupan cairan cukup.Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai10):
1.      Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari
2.      Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari
3.      Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
4.      Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam maka hubungi bidan. Kelebihan metode ini yaitu: mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.
2.      DJJ
a.       Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanita tidak sedang bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal.
b.      Cara  Mendengarkan Denyut  Jantung  Janin
1.      Dengan menggunakan Stetoskop Pinard
a.       Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
b.      Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
c.       Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
d.      Mencari daerah atau tempat dimana kita akan mendengarkan.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnyasempit ditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
e.       Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk memastik anapakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak ini harus disesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak aorta abdominalis dari ibu.
f.       Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan frekuensinya denyut jantung janin itu.
2. Dengan menggunakan Doppler 
a.       Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan.
b.      Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
c.       Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan denyut jantung janin.
d.      Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume.
e.       Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan melalui monitor.
c.       Cara menghitung denyut jantung janin
Menghitung denyut jantung janin (DJJ) yaitu dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
-        4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10
14
9
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asphyxia
8
7
8
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asphyxia.

3.      Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
a.       Tehnik pemeriksaan NST :
1.      Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.
2.      Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
3.      Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
a.       Menanyakan kepada pasien.
b.      Melakukan palpasi abdomen.
c.       Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
4.      Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
5.      Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
6.      Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
7.      Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm).
8.      Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
b.      Interpretasi NST
1.      Reaktif:
a.       Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
b.      Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
c.       Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2.      Non-reaktif:
a.       Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
b.      Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
c.       Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3.      Meragukan:
a.       Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
b.      Frekuensi dasar djj abnormal.
c.       Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.

            Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

4.      Amniosentesis
            Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

c.       Menentukan Diagnosa
1.      Menetapkan Normalitas Kehamilan
adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira‑kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas (kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda mempunyai prognosis buruk.

2.      Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut.
a.       Rasa letih
Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.
b.      Punggung  Atas  Sakit (bukan karena penyakit)
Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda presumtif kehamilan.
c.       Kram  Kaki
Alasan-alasan fisiologis dari kram di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur saat ini.
Satu aliran lain menganggap bahwa uterus yang membesar memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul, dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah.
d.      Edema Tungkai
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
e.       Varikositas/varises
Edema (penimbunan cairan atau bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.

3.      Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini merupakan tanda dan gejala bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau mengarah pada komplikasi, yaitu:
1.      Perdarahan pervaginam
2.      Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
3.      Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
4.      Pembengkakan pada wajah dan tangan
5.      Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
6.      Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada pergerakan

4.      Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
            Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah:
a.       Perdarahan vagina
b.      Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c.       Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d.      Nyeri abdomen yang hebat
e.       Bengkak pada muka atau tangan
f.       Bayi kurang bergerak seperti biasa

d.      Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komprehensif
1.      Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan kompetensi bidan adalah:
a.       Tes hemoglobin darah (Hb)
Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum.
b.      Tes urin protein
Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan.
c.       Tes glukosa urin
Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum

2.      Menetapkan Kebutuhan Belajar
            Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaianelemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai dari latihandi laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratoriumketerampilan asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorangmahasiswa bila mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I). Dalam perkuliahan tersebutmahasiswa mendapat teori tentang teori tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhankehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis ibu selamakehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhankehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yangmendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.
3.      Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan
            Pengobatan yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis dokter. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan diperbolehkan, sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk keperluan darurat dan sesuai dengan protap. Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan obat-obat bebas, seperti vitamin, paracetamol dan asam mefenamat. Pemberian asam folat sangat diperlukan pada kehamilan trimester 1 ini. Pemberian tablet Fe diperlukan, namun bila ibu merasa mual, sebaiknya diundur hingga mualnya hilang. Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di antaranya yaitu penanganan abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis gravidarum dan anemia dalam kehamilan.

4.      Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya
            Pelayanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab pelayanan oleh bidan kepada sistem pelayanan yang lebih tinggi atau lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab pelayanan atau menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan atau tanggung jawab dokter. Dalam situasi dimana rujukan yang di lakukan oleh bidan kepada dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam pengalihan tanggung jawab diserahkan sepenuhnya kepada dokter.
1.      Tujuan rujukan
a.       Agar setiap klien mendapat perawatan dan pertolongan yang lebih baik
b.      Menjalin kerjasama dengan cara merujuk klien atau mendapatkan perlengkapan laboratorium yang memiliki fasilitas lebih lengkap upaya mendapatkan hasil test laboratorium yang lebih meyakinkan.
2.      Hal-hal yang dapat dirujuk
a.       Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi antar dokter
b.      Rujukan atas kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
c.       Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi, seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
3.      Hasil informasi dari kegiatan rujukan
a.       Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim
b.      Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada umumnya dan data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya mengenai kematian maternal dan periental

5.      Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence
            Konseling asuhan kehamilan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang sedang dihadapi, dan penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.         Panduan antisipasi (anticipatory guidance) selama periode antepartum sangat berhubungan dengan ketidaknyamanan yang umum dirasakan selama kehamilan dan cara penangannannya, persiapan menjadi orang tua, tanda bahaya, perubahan – perubahan secara fisik dan psikologis, serta pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa informasi wajib diketahui, namun tidak semua informasi harus diberikan sekaligus, sesuaikan dengan kebutuhan ibu dan tanyakan kepada ibu hal – hal yang ingin ia ketahui. Joyce Roberts menyarankan untuk menggunakan urutan prioritas sebagai berikut :
a.       Informasi merupakan tanggapan dari pertanyaan tertentu yang diberikan oleh ibu
b.      Informasi penting yang wajib diketahui karena berhubungan dengan keamanan diri dan bayinya
c.       Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya wanita untuk mrnghadapi kehamilannya
d.      Informasi tambahan yang berhubungan dengan perkembangan kehamilan, kebijakan institusi yang dapat membantu tetapi tidak berkaitan dengan wanita itu sendiri
            Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tentang:
a.       Tanda bahaya dalam kehamilan
b.      Gizi pada ibu hamil
c.       Persiapan persalinan
d.      Imunisasi TT
e.       Olahraga
f.       Istirahat
g.      Kebersihan
h.      Pemberian ASI
i.        Aktifitas seksual
j.        Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
k.      Obat-obatan dan merokok
l.        Body mekanik
m.    Pakaian dan sepatu

6.      Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS
            Konseling adalah kebutuhan proses komunikasi dengan pembahasan masalah-masalah antara individu dengan konselor (orang yang sudah mengikuti pembelajaran untuk mengatasi masalah PMS). Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS.
            AIDS adalah Penyakit Menular Seksual yang paling sering didengar yang disebabkan oleh HIV (Human Imunodeficiency Virus), virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi dengan kata lain kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Selama ini ketakutan orang tentang AIDS sangat besar karena sejauh ini belum dapat disembuhkan oleh obat-obatan yang dapat membantu perawatan mereka tetapi obat-obatan yang ada pada saat ini belum bisa menyembuhkan hanya dapat menghambat kerja virus. Di Indonesia bayi maupun orang dewasa banyak yang sudah mengidap penyakit AIDS karena itu kita harus waspada terhadap bahaya penularan AIDS. Catatan khusus tentang HIV/AIDS:
1.      Kita tidak bisa melihat apakah seseorang terkena HIV/ AIDS hanya berdasarkan penampilannya.
2.      AIDS tidak dapat dicegah dengan obat-obatan, suntikan atau jamu-jamuan.
3.      AIDS belum dapat disembuhkan dan dapat berakibat kematian.
4.      AIDS dapat menular dengan cara yang sama dengan PMS yang lainnya.
5.      Penampakan AIDS sama seperti penyakit yang mengenai orang biasa, seperti TBC, Tumor, Radang paru, Infeksi saluran pencernaan dll.
6.      AIDS dapat dicegah dengan cara hanya berhubungan seks dengan seorang pasangan yang juga hanya berhubungan seksual dengan kita, atau dengan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.

7.      Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
a.       Menurut WHO
Kunjungan
Waktu
Informasi penting
Trimester pertama
Sebelum minggu ke 16 (pada akhir bulan ke empat)
1.       Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2.       Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat mengancam jiwa
3.       Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4.       Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5.       Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan kebersihan, istirahat, dsb)
Trimester kedua
24-28 minggu (bulan ke-6 – 7)
Sama seperti diatas, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi (tanyakan ibu mengenai gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, kaji adanya edema dan lakukan pemeriksaan urine)
Trimester ketiga
32 minggu (bulan ke-8)
Sama seperti diatas ditambah palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda
Trimester ketiga
36 minggu (bulan ke-9)
Sama seperti diatas, ditambah dengan deteksi adanya kelainan letak atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

b.      Jadwal kunjungan menurut Departemen Kesehatan
a.       Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan
b.       Trimester II kehamilan : 1 kali kunjungan
c.       Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan

c.       Jadwal kunjungan ulang sebaiknya
a.       Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu
b.       Antara 28-36 minggu usia kehamilan, setiap 2 minggu
c.       Antara 36 minggu sampai kelahiran, setiap minggu

d.      Menurut NICE Antenatal Guideline tahun 2008
Jadwal kunjungan antenatal dapat disesuaikan dengan keadaan ibu, bagi wanita nulipara dengan kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah cukup adekuat, bagi wanita multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat. Jadwal kunjungan yang dianjurkan adalah :
1.      Kunjungan ke-1/Booking apointment : idealnya pada usia kehamilan 10 minggu
2.      Kunjungan ke-2 : pada usia kehamilan 16 minggu
3.      Kunjungan ke-3 : pada usia kehamulan 18 – 20 minggu
4.      Kunjungan ke-4 : usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara)
5.      Kunjungan ke-5 : usia kehamilan 28 minggu
6.      Kunjungan ke-6 : usia kehamilan 31 minggu (pada wanita nulipara)
7.      Kunjungan ke-7 : usia kehamilan 34 minggu
8.      Kunjungan ke-8 : usia kehamilan 38 minggu
9.       Kunjungan ke-9 : usia kehamilan 40 minggu
10.  Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu

e.       Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada Wanita Hamil
e.       Aspek menonjol pada wanita hamil
1.      Amenorea (= tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan. dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
2.      Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada bulan‑bulan pertama kehamilan, disertai kadang‑kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas‑batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
3.      Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu). Mengidam sering terjadi pada bulan‑bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4.      Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat‑tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat‑tempat ramai pada bulan‑bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5.      Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.
6.      Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Pada bulan‑bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makin timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk "dua orang", sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
7.      Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan‑bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang olch karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kemball kandung kencing.
8.      Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
9.      Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang‑kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (= linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh darl hormon kortiko‑steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
10.  Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggiva . Sering terjadi pada triwulan pertama.
11.  Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhlr. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang‑kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kemball pada triwulan pertam2. Kadang‑kadang timbulnya vanises merupakan gejala pertama kehamilan mucla.
f.        Contoh masalah: Deskripsi konstipasi
Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama kehamilan, ini merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan  Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya kadar progesteron. Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan.
g.       Temuan Pengkajian Konstipasi
1.        Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen
2.       Hilang nafsu makan
3.       Perubahan pola eliminasi usus
h.      Implikasi Keperawatan Konstipasi
1.      Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab
2.      Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur
3.      Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan mengkonsumsi buah dan sayuran  dan minum air dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari
4.      Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien untuk konstipasi melalui cara lain
5.      Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi, terutama minyak mineral yang akan mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi pertumbuhan janin dan  kesehatan ibu
6.      Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat mencetuskan persalinan
7.      Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan kecuali diresepkan oleh dokter
8.      Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi
9.      Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis, sehingga flatus dapat dikontrol
f.       Anamnesa Kunjungan Awal
a. Tahap preinteraksi
1.    Menyambut klien dengan ramah
2.    Perawat mengenalkan diri
3.    Mempersilakan klien duduk dan komunikatif
4.    Perawat tanggap terhadap reaksi klien
5.    Perawat sabar terhadap reaksi klien
b. Tahap interaksi
1. Mengkaji riwayat kehamilan sekarang
2. Riwayat haid
a.    HPHT
b.    Gerakan janin dirasakan kapan
c.    Tanda-tanda bahaya atau penyulit yang dialami
d.    Keluhan utama
e.    Obat yang dikonsumsi/termasu jamu
f.     Kekhawatiran khusus
3.  Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a.    Jumlah kehamilan
b.    Jumlah anak yang lahir hidup
c.    Jumlah kelahiran prematur
d.    Jumlah keguguran
e.    Riwayat persalinan dengan tindakan (SC/Forcep/Vacum)
f.     Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan
4.  Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita Semarang dan lalu
a.    Penyakit jantung
b.    Hipertensi
c.    Malaria
d.    Penyakit kelamin
e.    Diabetes
f.     Lain-lain
5.  Menanyakan riwayat perkawinan
6.  Menanyakan respon klien dan keluarga terhadap kehamilannya
7.  Menanyakan riwayat KB
8.  Menanyakan pola nutrisi dan eliminasi
9.  Menanyakan pola aktifitas dan istirahat
10. Menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, konsumsi obat
      terlarang
11. Dokumentasi
c. Penampilan
1.    Perawat menanyakan secara sistematis
2.    Menggunakan bahasa yang muda dimengerti
3.    Memberikan perhatian pada setiap jawaban
4.    Penuh percaya diri dan tidak ragu-ragu
g.      Praktik Pemeriksaan
1.      Fisik dan Leopold
e.       Pemeriksaan Fisik
f.       Kepala, muka dan leher
Lihatlah wajah atau muka pasien, adakah cloasma gravidarum, pucat pada wajah adalah pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat menandakan bahwa ibu menderita anemia, sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut.
g.      Mulut klien, perhatikan: pucat pada bibir, pecah-pecah, gigi berlubang, dan bau mulut.
h.      Dada dan payudara
Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Lihatlah apakah payudara simetris atau tidak, putting susu menonjol atau datar atau bahkan masuk.
i.        Abdomen
Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.   Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri dan denyut jantung janin. 
j.        Pemeriksaan punggung dibagian ginjal
Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya.
k.      Genetalia
Terdapat juga tanda-tanda kehamilan pada genitalia yaitu sebagai berikut:
a.       Tanda “Chadwick” adalah warna ungu/biru pd vulva & vagina.
b.      Tanda “Goodell” adalah melemahnya serviks.
c.       Tanda “Hegar” adalah melemahnya isthmus uteri ( segmen bwh rahim ).
l.        Panggul
Cara pemeriksaan panggul yaitu dengan:
a.       Inspeksi, dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan panggul atau kelainan panggul.
b.      Palpasi, klien dapat diduga mempunyai kelainan atau kesempitan panggul atau tidak bila pada primigravida pada kehamilan 36 minggu atau lebih kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP).
c.       Perasat Osborn positif
d.      Pemeriksaan dengan menggunakan pengukuran ukuran panggul luar.
e.       Ekstremitas, periksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan pretibia dan mata kaki, dengan cara menekan jari beberapa titik.
f.       Pemeriksaan lutut (patella), minta ibu duduk dengan tungkai tergantung bebas. Jelaskan apa yang hendak dilakukan. Raba tendon dibawah lutut. Dengan menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila reflek lutut (-) kemungkinan klien kekurangan B1. Bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkna preeklamsia.
f.       Pemeriksaan Leopold
Pemeriksaan Leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah pembesaran uterus yang dapat membedakan bagian melalui palpasi.
a.       Leopold I
digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus uteri.
b.      Leopold II
digunakan untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian kecil pada janin.
c.       Leopold III
digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum masuk PAP.
d.      Leopold IV
digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul.
2.      Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yang menyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demam tifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif tak menyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaan lain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong. Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutama pada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupa kemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinan yang paling tinggi. Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selalu dapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahan dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.
3.      HB Sahli
Alat cek hemoglobin HB Sahli Haemometer Superior atau haemoglobinometer adalah intstrumen laboratorium untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan sastuan warna (colorimetric). Metode yang digunakan adalah membandingkan warna sample darah dengan warna merah standar. Warna sample darah didapatkan pada pemisahan globin dari hemoglobin dengan penambahan HCL (asam klorida) untuk menghasilkan asam hematin yang warnanya diukur oleh colorimetry. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.
4.      Urine Reduksi
Dilakukan pemeriksaan urin reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urin reduksi positif perlu di ikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG. DMG pada ibu hamil dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklampsi, polihidramnion,bayi besar (Saefudin, 2000).
5.      Protein Urine
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2 – 3 % di tujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki odema. pemeriksaan urin protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.

B.  Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang

Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan.
a.       Mengevaluasi Data Dasar
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuam klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Bidan mengevaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan pertama, evaluasi tersebut dapat dicermati pada table berikut ini:
Data Dasar
Pertimbangan untuk
Amenore
Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir
Diagnosis kehamilan
Keluhan yang disampaikan pasien
Pemberian konseling
Hasil pemeriksaan fisik:
  • Kenaikan BB
  • Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
  • Cloasma gravidarum
  • Perubahan pada payudara
  • Linea nigra
  • Tanda Chadwick
  • Tanda hegar
Diagnosis kehamilan


b.      Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan
Tafsiran dari hasil tindakan yang telah di ambil adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penelitian ketepatan tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai tujuan.
1.  Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.

2. Standar 7 langkah Varney, yaitu :

Langkah I                : Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
a.       Anamnesa
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c.       Pemeriksaan fisik
d.      Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

Langkah II              : Merumuskan masalah/masalah kebidanan
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

Langkah III             : Mengantisipasi diagnosa/masalah kebidanan
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.

Langkah IV             : Menetapkan kebutuhan tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.

Langkah V              : Merencanakan asuhan secara menyaluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

Langkah VI             : Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien

Langkah VII            : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik

c.       Pengkajian Data Fokus
Pengkajian adalah merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan, oleh karena itu pengkajian harus yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan pada klien.

1.      Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan
a.       Riwayat
1.      Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya
2.      Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir
3.      Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b.      Deteksi ketidaknyamanan
1.      Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
2.      Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
2.      Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :
a.       Janin :
1.      Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit disebut tathicardi.
2.      Ukuran janin
3.      Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm ) – n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11
4.      Letak dan presentasi
Letak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold.
a.       Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus
b.      Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan
c.       Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi)
d.      Leopold  IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul
b.      Aktivitas/ gerakan janin
Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali.
c.       Ibu
1.      Tekanan darah
2.      Berat badan
3.      Tanda-tanda bahaya
4.      Tinggi Fundus Uteri
5.      Umur kehamilan
6.      Pemeriksaan vagina
3.      Pemeriksaan Laboratorium
            Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan risiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan darah dan factor rhesus (Rh), skrining antibody, hitung darah lengkap atau hematokrit, rapid plasma regain (RPR),  atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubella, HBSAg, dan HIV. Banyak klinisi juga melakukan kultur urine. Seiring kemajuan kehamilan, tes tambahan, seperti skrining tripel  serum maternal, juga diperlukan.
            Laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting. Semua uji dan pemeriksaan dilakukan sebagai bagian sekrining rutin yang bervariasi usia klien, status resikonya ( misalnya bila jika ia terpejan penyakit menular seksual tuberkulosis ), dan apakah ia sedang hamil. Pada tingkat minimal, untuk semua usia dan tanpa memindahkan status kehamilan klien, suatu pengkajian harus dilakukan untuk manskrining inveksi vagina atau penyakit menular seksual. Selain itu juga perlu dilakukan uji laboratorium dan pemeriksaan terkait berikut :
1.      Hemoglobin atau hematokrit
2.      Kolestrol total
3.      Urinalisis
4.      Pap smear
Wanita yang berusia lebih tua juga harus menjalani uji laboratorium dan penelitian terkait:
1.      Darah samar
2.      Mammografi
3.      Trigliserida dan profil lipid selain kolestrol plasma.
4.      Penelitian kelenjar tiroid
5.      Proktosigmoidoskopi (setiap 3-5 tahun)

d.      Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
1.      Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya.
2.      Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu.
3.      Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawat daruratan.
4.      Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya.
5.      Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya.






















BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN

            Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Sedangkan kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai persalinan.

B.  SARAN
            Sebaiknya ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi dini jika terjadi komplikasi pada kehamilannya, sehingga keselamatannya dan janinnya tidak terancam.







Posted By aisty derajat 00.37